Setiap orang tentu ingin dirinya menjadi sehat. Namun belum banyak orang yang tergerak untuk memulai hidup yang lebih sehat. Hal ini didasari berbagai faktor, misalnya lingkungan yang tidak mendukung, hingga kesulitan mendapatkan bahan makanan yang sehat.
Baca Juga: Berrywell, Makanan Sehat untuk Gaya Hidup Idaman Kaum Milenial
Bagaimana awal mula Michelle Organic Corner terbentuk?
Inilah yang terjadi oleh kisah Michelle lewat Michelle Organic Corner. Sepulang dari kuliah di Amerika Serikat, ia kesulitan mencari bahan makanan alami yang berbahan dasar tanaman. Namun setelah mengunjungi Organic Expo, pameran yang menampilkan produsen-produsen bahan makanan organik lokal, ia sadar bahwa kualitas bahan organik lokal tak kalah dengan barang impor.
Katrin, store manager Michelle Organic Corner
Akhirnya, pada September 2015 ia bersama rekannya Vivi mendirikan Michelle Organic Corner, sebuah toko yang khusus menjual produk sehat lokal agar masyarakat memiliki akses yang lebih mudah untuk memulai hidup sehat. Selain itu, Michelle Organic Corner juga memiliki misi untuk menjadi wadah bagi para produsen bahan makanan organik untuk menjajakan produknya untuk mencapai target pasar yang lebih luas.
Apa strategi pemasaran bisnis Michelle Organic Corner?
Namun proses perjalanan toko ini pun tidak selalu berjalan mulus. Katrin selaku store manager mengaku awal-awal berdirinya toko ini cukup sepi pelanggan.
“Dari situ, kita membuat inovasi-inovasi baru, misalnya kita buka gak cuma dari segi toko fisik saja, tapi juga secara online. Kita punya website sendiri dan kerja sama dengan beberapa pihak, seperti dengan Gojek. Berhubung tempatnya cukup luas, kita juga mengundang orang-orang yang ingin mengadakan acara di sini. Kita sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya edukasi kesehatan. Misalnya workshop mengenai cara membuat sabun,” ujar Katrin.
Terakhir, ia bekerja sama dengan Institute Francais untuk mengadakan sosialisasi mengenai pengurangan penggunaan plastik. Selain itu, mereka juga pernah mengedukasi anak-anak mengenai sayuran-sayuran lokal.
Sumber: Instagram @michelleorganiccorner
Apa rahasia Michelle Organic Corner agar terus bertahan?
Michelle Organic Corner senantiasa menjamin kualitas produk yang mereka jual. Dari segi kerjasama dengan para produsen, mereka harus tahu secara rinci bahan-bahan yang terkandung di dalam makanan yang mereka jual. Kemudian untuk distribusi sayuran dan buah-buahan misalnya, mereka juga mendapatkannya langsung dari para petani yang tinggal di Cipanas.
“Kita sangat selektif untuk menjalin kerja sama. Misalnya saja, mereka harus mengantongi sertifikat organik dan sertifikat halal. Dari segi bahan pun diperhatikan. Jika makanan yang dijual menggunakan garam, kita juga perlu cek dari mana garam tersebut, apakah sea salt, Himalayan salt, atau garam dapur biasa yang mana tidak bisa kita pakai,” ujar Katrin.
Baca Juga: Poke Mob, Bisnis Makanan Sehat yang Mengikuti Tren Kekinian
Selain itu, mereka juga senantiasa mengedukasi para karyawan mengenai produk yang ditawarkan kepada pelanggan. Mereka harus tahu apa saja kelebihan, kekurangan, serta manfaat dari produknya. Sehingga ketika ada pelanggan yang bertanya, mereka dapat menjawabnya dengan sigap.
Bagaimana Moka membantu Michelle Organic Corner mengembangkan bisnis?
Adanya teknologi dalam menjalankan bisnis tentunya diperlukan untuk membuat bisnis jadi lebih efisien. Namun pada saat awal mula toko ini berdiri, Katrin yang lebih banyak berada di toko masih melakukan pencatatan transaksi secara manual.
Sumber: Instagram @michelleorganiccorner
“Sistem tradisional itu kerjanya dua kali. Hasil transaksi per harinya harus saya print, kemudian saya rekap kembali ke dalam Excel secara manual,” ujarnya ketika mengingat kembali awal-awal bisnis berjalan.
Kemudian, akhirnya Michelle sebagai owner memutuskan untuk menggunakan Moka agar transaksi dapat dilakukan dengan lebih mudah. Selain itu, laporan penjualan pun bisa diakses kapan saja dan di mana secara real time.
Baca Juga: Laporan Inventaris Bahan Baku Lebih Akurat dengan Ingredient Inventory
Berbeda dengan saat masih menggunakan cara konvensional, dengan Moka, ia bisa melihat bagaimana grafik penjualan per hari, produk apa saja yang menjadi favorit sehingga dapat menentukan keputusan bisnis apa yang harus dilakukan selanjutnya.
“Ada produk yang tidak laku, kita bisa review. Dari grafik kita juga bisa lihat apa yang jadi produk paling favorit. Dari situ, kita bisa meningkatkan jumlah stoknya, kemudian yang kurang laku bisa kita kurangi stoknya. Sangat dimudahkan,” ujar Katrin.