Menjelang bulan suci Ramadhan, mayoritas konsumen Indonesia yang menganut agama Islam akan menjalankan ibadah puasa. Karena inilah, jadwal makan akan jadi berbeda dibandingkan dengan hari-hari biasa, sehingga perubahan gaya hidup tersebut akan berdampak pada operasional bisnis kuliner. Contohnya, restoran, kafe, warmindo, dan masih banyak lagi. Namun, ada berbagai persiapan usaha kuliner menjelang Ramadhan yang bisa Anda lakukan agar bisnis Anda siap menghadapi perubahan tersebut dan tetap mencetak keuntungan.
Checklist Persiapan Usaha Kuliner Menjelang Ramadhan
Agar persiapan usaha kuliner menjelang Ramadhan lebih mudah, Anda bisa menggunakan checklist dan tips di bawah ini untuk mengetahui apa saja yang Anda perlukan untuk memperlancar operasional:
-
Pemilihan menu untuk paket khusus
Biasanya, menu khusus Ramadhan identik dengan paket makanan dan minuman yang terdiri dari hidangan tradisional. Contohnya, ketupat sayur, opor daging, gulai, gorengan, dan masih banyak lagi. Tidak ada salahnya jika Anda ingin menyajikan semua menu yang identik dengan perayaan Lebaran, tapi alangkah baiknya Anda memilih menu yang mudah dimasak dalam waktu singkat dan jumlah banyak.
Mengapa demikian? Saat bulan puasa, pastinya Anda harus melayani lebih banyak pelanggan dan memiliki waktu yang lebih terbatas untuk memasak karena mungkin saja, jumlah SDM dapur Anda akan lebih sedikit. Selain itu, pastikan bahwa menu makanan untuk paket spesial Ramadhan bisnis kuliner Anda menggunakan bahan baku berkualitas dan memiliki harga yang bersahabat untuk menekan pengeluaran tanpa mengorbankan rasa makanan.
Jika sudah, Anda bisa menciptakan berbagai macam paket. Misalnya, ada paket untuk sahur, paket berbuka puasa setelah maghrib, paket makanan untuk anak-anak, dan paket untuk mentraktir driver/mitra layanan pengantaran makanan serta berbagi berkah.
-
Stok bahan baku makanan
Menjelang Ramadhan, produsen dan supplier bisa saja menghentikan produksi pabrik untuk sementara agar karyawan mereka bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga di kampung halaman.
Jika tidak, besar kemungkinan mereka akan beroperasi dengan jumlah karyawan yang jauh lebih terbatas, baik di pabrik maupun untuk proses pengiriman. Sehingga, Anda harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan stok bahan baku makanan dan minuman yang diperlukan. Lalu, apa yang harus Anda lakukan?
Jadi, supaya stok bahan baku di bisnis kuliner Anda tetap mencukupi untuk melayani lebih banyak pelanggan menjelang Lebaran, pastikan Anda sudah melakukan pemesanan grosir (bulk order) dari jauh-jauh hari.
Namun, untuk mencegah banyaknya bahan yang terpaksa dibuang karena keburu kedaluwarsa dan tidak bisa digunakan, Anda bisa mengecek data historis volume pemesanan dari Lebaran tahun-tahun sebelumnya. Jadi, Anda dapat membuat estimasi pemesanan yang lebih akurat.
-
Ketersediaan dana darurat
Harga sembako yang menjadi bahan baku utama makanan dan minuman bisnis kuliner sangat ditentukan oleh tingkat permintaan pasar. Jika permintaan konsumen tinggi, sedangkan stok barang sedang terbatas, harga pasti akan meningkat pesat dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Apalagi, banyak orang ingin membeli sembako dalam jumlah besar menjelang Ramadhan untuk berbagai alasan, entah itu berzakat, mengisi perut anggota keluarga di rumah, dan menjalankan bisnis seperti Anda.
Maka dari itu, untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan makanan menjelang Ramadhan, alangkah baiknya Anda mengalokasikan sedikit lebih banyak uang daripada biasanya untuk membeli bahan baku. Misalnya, jika selama ini pengeluaran bisnis Anda untuk bahan makanan sebesar 50%, Anda bisa menambah 5-10% persen sebagai dana darurat untuk berjaga-jaga.
Dengan demikian, Anda akan lebih siap memenuhi kebutuhan operasional dan tetap menjaga kualitas hidangan. Bahkan, jika kenaikan harga makanan sedikit di bawah prediksi awal, Anda tetap bisa menyimpan dana darurat tersebut untuk keperluan lain yang bisa saja muncul sewaktu-waktu.
-
Tempat penyimpanan bahan makanan yang baik
Persiapan berikutnya yang tidak kalah penting untuk bisnis kuliner adalah adanya tempat penyimpanan bahan makanan. Apalagi, menjelang bulan Ramadhan. Mengapa demikian? Beberapa bahan makanan tertentu seperti sayur-mayur, daging, dan buah-buahan harus disimpan dalam suhu yang pas agar tidak gampang rusak dan kedaluwarsa. Tentunya, hal ini sangat berkaitan dengan poin-poin sebelumnya.
Jika Anda terpaksa membuang bahan makanan yang rusak karena tidak disimpan dengan baik, Anda tidak hanya rugi secara finansial, tapi juga waktu. Sebab, seperti yang sudah disebutkan, bisa saja Anda harus mengeluarkan lebih banyak biaya untuk membeli bahan baku daripada sebelumnya semakin dekat dengan hari H Ramadhan.
Selain itu, Anda juga harus menunggu lebih lama hingga bahan baku tiba dengan berkurangnya kapasitas SDM produsen dan supplier bahan makanan.
Untuk mencegahnya, pastikan Anda memiliki kulkas yang bekerja dengan baik dan bisa menampung semua bahan makanan di dapur. Lalu, untuk bahan-bahan yang tidak perlu disimpan dalam suhu dingin, siapkan wadah dengan tutup agar tetap steril dari lingkungan sekitar.
-
Pengaturan jam operasional bisnis
Sebagaimana penjelasan di awal, kebiasaan konsumen akan berubah pada bulan puasa. Mereka akan lebih sering mencari makan pada pukul 02.00-04.30 dan 16.00-18.30 waktu setempat. Maka dari itu, Anda mungkin perlu menyesuaikan ulang jam operasional restoran khusus menjelang Ramadhan agar bisa memenuhi kebutuhan pelanggan.
Jika restoran Anda selama ini tutup lebih awal pada sore hari, Anda bisa mempertimbangkan memperpanjang jam operasional supaya dapat melayani konsumen saat berbuka puasa. Lalu, apabila Anda baru mulai beroperasi pada pagi hari, Anda bisa membuka restoran lebih awal pada jam sahur khusus untuk Ramadhan. Sebab, jarang ada restoran yang buka pada jam sahur untuk melayani pelanggan, sehingga Anda lebih berpeluang meraup banyak keuntungan.
Kemudian, lokasi bisnis kuliner Anda juga harus tunduk kepada peraturan pemerintah setempat tentang jam operasional restoran. Contohnya, pada tahun 2021, Pemprov DKI menerapkan batasan waktu dine in hingga pukul 22.30 WIB dan izin beroperasi kembali pada pukul 02.00 hingga 04.30 WIB.
Selain itu, ada juga peraturan yang mewajibkan restoran, kafe, dan warung memasang tirai pada jendela agar makanan tidak terlihat dari luar. Tentunya, kebijakan ini bertujuan menghargai umat Muslim yang sedang menjalani ibadah puasa dan menjaga kenyamanan mereka. Di lain sisi, jika Anda melanggar peraturan pemerintah daerah setempat, Anda perlu bersiap membayar biaya denda yang tidak sedikit.
-
Pembagian jadwal kerja pegawai
Untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan menjelang bulan puasa, bisnis kuliner Anda harus siap melayani banyak pelanggan pada jam sibuk. Namun, Anda juga harus mengetahui bahwa karyawan Anda butuh waktu istirahat yang cukup mengingat bisa saja mereka sedang berpuasa dan mereka akan melakukan banyak pekerjaan dalam waktu singkat di jam sibuk tersebut.
Supaya pegawai Anda tidak mudah burnout dan tetap bisa melayani pelanggan dengan baik, pastikan Anda memperhatikan jadwal kerja mereka. Misalnya, untuk mengantisipasi jam sibuk saat maghrib, Anda bisa menugaskan pegawai yang sedang tidak berpuasa pada shift tersebut supaya pegawai yang berpuasa bisa berbuka dulu.
Sebaliknya, Anda bisa menugaskan pegawai yang berpuasa pada jam-jam sepi–yaitu pagi setelah sahur hingga siang menjelang sore hari–untuk berjaga-jaga jika ada pelanggan yang mencari makan di waktu tersebut karena mereka sedang tidak berpuasa.
Baca juga: Cara Membuat Jadwal Kerja Shift Karyawan Supaya Efektif
-
Pengaturan jadwal cuti Lebaran karyawan
Sebaiknya Anda sudah mulai membuat pembagian jatah cuti Lebaran untuk karyawan sejak awal memasuki bulan puasa, bukannya menunggu hingga detik-detik terakhir. Sebab, mungkin saja, Anda ingin bisnis tetap beroperasi setelah bulan puasa berlalu untuk memaksimalkan keuntungan.
Nah, dengan perencanaan sejak awal, Anda bisa mengetahui kapasitas juru masak, kasir, serta pelayan yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan pada saat-saat tersebut. Lalu, Anda bisa memprioritaskan karyawan yang tidak merayakan Ramadhan atau berencana mudik untuk shift selama libur Lebaran.
Selain itu, jadwal libur yang memadai untuk pegawai akan menjadi bentuk apresiasi terbesar atas kerja keras mereka selama masa-masa sibuk sebulanan penuh. Kemudian, Anda pun juga akan lebih mudah menghitung bonus/THR yang akan diberikan kepada mereka. Hasilnya, karyawan Anda pun akan lebih setia dan termotivasi untuk bekerja lebih keras setiap saat. Termasuk, untuk Lebaran tahun berikutnya.
-
Promo menarik
Menjelang bulan Ramadhan, Anda juga sudah harus mulai memikirkan strategi promosi atau pemasaran apa saja yang akan diterapkan untuk menarik lebih banyak pelanggan. Sebab, pastinya kebanyakan konsumen akan mencari promo yang memungkinkan mereka memenuhi kebutuhan dan keinginan dengan harga lebih murah.
Pertama, pertimbangkanlah jenis strategi promosi yang akan digunakan. Misalnya, untuk mempromosikan menu paket khusus Lebaran, Anda menawarkan harga bundling yang berbeda dan lebih murah jika dibandingkan dengan memesan dua menu ala carte secara terpisah. Selain itu, Anda juga bisa menawarkan diskon untuk minimal nominal pembelian tertentu atau jika menggunakan metode pembayaran yang disyaratkan.
Selain promosi harga, Anda juga bisa menggaet lebih banyak konsumen agar tertarik dengan bisnis Anda melalui kekuatan konten. Contohnya, Anda dapat mem-posting review orang-orang yang sudah pernah makan di restoran Anda, bekerja sama dengan influencer yang memiliki kesamaan nilai, atau bahkan membuat konten storytelling yang menggugah perasaan. Jika ingin, Anda juga dapat menunjukkan proses produksi di dapur atau mewawancarai pegawai tentang serunya bekerja di restoran Anda.
Baca juga: 10 Tips Promosi Ramadhan untuk Tingkatkan Penjualan
-
Jumlah tempat duduk yang mencukupi
Supaya bisa mengantisipasi banyaknya pelanggan yang datang ke restoran Anda untuk dine in setelah menerapkan strategi pemasaran efektif, pastikan bahwa jumlah tempat duduk di lapak Anda mencukupi.
Tapi, untuk menjaga kenyamanan dan kemudahan pergerakan, Anda juga perlu memperhatikan agar setiap tempat duduk tidak terlalu berdempetan dengan satu sama lain. Supaya lebih mudah, sediakanlah tempat duduk untuk berbagai ukuran rombongan pelanggan. Contohnya, booth seating dengan sofa untuk keluarga 4 orang, meja kecil untuk pasangan, dan meja dengan bangku panjang untuk 10 orang lebih.
Selain tempat duduk untuk meja makan, jangan lupa sediakan tempat duduk untuk area tunggu agar konsumen bisa melewatkan waktu selama mengantre. Cek kembali juga lokasi kursinya supaya pelanggan bisa mendengar nama mereka dipanggil oleh staf yang bertanggung jawab merekap waiting list.
-
Stok kemasan take away yang memadai
Tidak semua pelanggan akan datang ke restoran Anda untuk makan di tempat. Justru, Anda juga perlu mengantisipasi adanya konsumen yang ingin bawa bungkus makanan pulang ke rumah (take away), serta konsumen yang memesan makanan melalui layanan ojek online. Untuk itu, pastikan bahwa Anda punya jumlah kemasan take away yang cukup banyak.
Idealnya, kemasan take away bisnis kuliner Anda harus terbuat dari bahan yang aman jika berkontak langsung dengan makanan, serta aman digunakan di microwave. Sebab, tidak menutup kemungkinan pelanggan Anda akan memanaskan kembali makanan yang sudah dibeli dengan alat tersebut. Kemudian, untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik, Anda juga dapat membuat desain kemasan yang menunjukkan logo restoran Anda dengan palet warna kontras yang menarik.
Baca juga: Cocok untuk Pemula, Ini 5 Tips Desain Kemasan Produk Makanan untuk Usaha F&B
-
Infrastruktur dapur yang baik
Tentunya, Anda tidak ingin menghentikan operasional restoran hanya karena adanya kerusakan pada alat masak di dapur. Sebab, hal ini hanya akan mengurangi peluang pendapatan menjelang Lebaran. Tenang, Anda bisa mencegahnya dengan memastikan bahwa semua infrastruktur di dapur Anda berfungsi dengan baik sebelum bulan puasa tiba.
Pertama, cek apakah kulkas dan oven Anda bekerja sebagaimana mestinya. Kemudian, lanjutkan dengan pemeriksaan kompor serta kelengkapan alat masak seperti panci, spatula, dan lainnya. Jika ada yang tidak bisa menyala, patah, atau sudah berkarat, sebaiknya Anda segera menjadwalkan perbaikan atau penggantian. Di samping itu, jangan lupa mengikuti jadwal servis yang disarankan oleh produsen peralatan elektronik untuk dapur agar alat tidak mudah rusak.
-
Sistem pembayaran yang baik
Ada banyak hal yang bisa memengaruhi kepuasan pelanggan terhadap sebuah bisnis kuliner. Selain kualitas makanan dan pelayanan pegawai, mereka juga memperhatikan seberapa mudah alur pembayaran yang berlaku di restoran Anda. Karena itu, sebaiknya Anda menggunakan sistem pembayaran otomatis yang mendukung berbagai metode pembayaran serta bisa merekap transaksi dengan cepat untuk mengurai antrean.
Untuk rekomendasinya, Anda bisa mempertimbangkan sistem Point of Sale dari Moka. Aplikasi kasir online ini memungkinkan Anda menerima pembayaran digital dengan cepat karena harga per item akan dihitung secara otomatis, lengkap dengan pajak! Kemudian, Anda juga bisa mengecek stok bahan baku di dapur dan membuat laporan penjualan harian dengan lebih mudah tanpa harus menghitung secara manual. Jadi, Anda akan punya lebih banyak kesempatan untuk berfokus melayani pelanggan dengan baik!
Memasuki bulan puasa, jadwal makan konsumen Muslim yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia akan berubah drastis. Namun, selama Anda menerapkan tips persiapan usaha kuliner menjelang Ramadhan di atas, Anda akan lebih siap menghadapi perubahan situasi apapun. Sehingga, Anda bisa mengelola jadwal kerja karyawan, melayani pelanggan dengan lebih baik, dan memaksimalkan keuntungan finansial!
Tentunya, teknologi juga berperan dalam persiapan tersebut karena sistem pembayaran otomatis akan membantu Anda menerima dan merekap transaksi secara lebih cepat. Yuk, coba kecanggihan Moka POS sekarang juga dengan menjadwalkan demo gratis di sini, dan kembangkan usaha Anda dalam rangka persiapan Ramadhan!