Hadirnya opsi pembayaran non-tunai dianggap memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam bertransaksi. Meskipun masih terdapat banyak orang yang tetap menggunakan uang tunai untuk melakukan pembayaran. Namun, dengan seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih dan menjamurnya perangkat-perangkat pembayaran mulai dari nirkontak hingga dompet digital (e-wallet), telah menyebabkan sebagian masyarakat memilih pindah haluan. Sebagian lagi, masih mencoba-coba untuk hidup cashless sambil tetap memakai uang tunai di beberapa kesempatan.
Selain itu sekarang ini, kepercayaan masyarakat terhadap perangkat pembayaran non- tunai sudah semakin tinggi. Sehingga banyak diantara mereka yang cukup berani untuk mencoba bepergian tanpa memegang uang tunai, hanya mengandalkan kartu kredit atau debit serta ponsel. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan semakin banyaknya masyarakat dan tempat-tempat yang memiliki akses untuk melakukan pembayaran secara non-tunai. Dengan munculnya dampak sosial tersebut, sebagai seorang pelanggan, tentunya kita perlu untuk bersiap-siap. Berikut 5 hal yang perlu disiapkan dalam menghadapi era cashless society ini, terutama bagi Anda pelanggan yang memilih menggunakan e-wallet.
Baca Juga: Perlu tau! 5 dampak cashless society bagi perilaku milenial
1. Harus familiar dengan berbagai jenis e-wallet
Saat ini, ada begitu banyak e-wallet yang tersedia. Anda cukup mengunduh aplikasinya di ponsel, lakukan aktivasi dan isi saldo minimalnya, maka Anda pun langsung bisa menggunakan e-wallet tersebut. Menghadapi hal ini, pertama-tama Anda harus familiar dengan berbagai jenis e-wallet yang ada. Sebagai langkah awal, Anda bisa mulai mencari tahu keuntungan dari satu e-wallet dibandingkan dengan keuntungan lainnya. Lalu, jangan lupa cari tahu juga kerugian apa yang mungkin akan didapat dan seberapa banyak promo yang ditawarkan. Terakhir, setelah mengetahui semua hal tersebut, coba bandingkan setiap e-wallet yang ada untuk memudahkan Anda menentukan e-wallet mana yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda sehari-hari.
Sebagai contoh, e-wallet seperti DANA cocok digunakan oleh orang-orang yang tidak suka ribet untuk top-up saldo. Sementara untuk e-wallet seperti OVO lebih cocok digunakan oleh pelanggan setia layanan Grab, karena Grab sudah mendukung penggunaan OVO di aplikasinya. Lalu, ada juga e-wallet seperti Kredivo yang bisa memungkinkan Anda melakukan transaksi, walaupun Anda saat itu sedang tidak memiliki uang. Sehingga Kredivo ini cocok digunakan oleh orang-orang yang suka berbelanja dengan sistem kredit.
Baca Juga: Menyambut era cashless society, ini manfaat fitur mobile payment Moka
2. Aktifkan e-wallet yang paling sering digunakan
Apakah Anda memiliki lebih dari satu e-wallet? Jika iya, maka Anda harus berpikir ulang untuk mengaktifkan dan menggunakan semua e-wallet tersebut. Anda mungkin berpendapat bahwa dengan memiliki lebih dari satu e-wallet, Anda akan mendapatkan lebih banyak keuntungan dan juga promo. Namun, sebaliknya hal tersebut malah bisa membuat saldo Anda terbuang sia-sia.
Misalkan saja saat ini Anda sedang memiliki dan mengaktifkan tiga e-wallet sekaligus. Suatu waktu, ketika Anda sedang bertransaksi di sebuah toko dengan menggunakan salah satu e-wallet yang Anda miliki, ternyata saldo e-wallet tersebut tidak cukup untuk membayar. Kemudian Anda mencoba untuk menggunakan e-wallet lainnya, namun toko tempat Anda melakukan transaksi tidak menerima e-wallet lainnya. Akhirnya Anda pun harus membayar dengan menggunakan uang tunai.
Contoh di atas memberikan gambaran kepada Anda bagaimana saldo yang diisikan ke dalam e-wallet Anda bisa terbuang dengan sia-sia. Perlu Anda ingat, setiap e-wallet memiliki batas tertentu dari mengisi ulang saldo samapi melakukan transfer. Itulah mengapa Anda sebaiknya cukup mengaktivasi e-wallet yang memang paling sering Anda gunakan. Misalnya, ketika Anda senang berbelanja mingguan di pasar swalayan, dan pasar swalayan tersebut bisa menggunakan e-wallet tertentu untuk bertransaksi, maka Anda harus mengaktifkan e-wallet itu saja.
3. Belajar cara bertransaksi dengan e-wallet
Hampir setiap e-wallet memiliki prosedur aktivasi dan cara penggunaan yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya ada yang cukup melakukan transfer kredit atau saldo, namun beberapa yang lain perlu melakukan pindai kode QR terlebih dulu untuk bertransaksi. Bahkan satu e-wallet juga bisa memiliki cara pindai kode QR yang berbeda dengan e-wallet lainnya. Ditambah lagi terdapat e-wallet yang langkah-langkah penggunaannya lebih banyak, dan ada juga yang cuma butuh sekali klik, pembayaran pun selesai. Maka dari itu, sebagai pelanggan Anda perlu mempelajari tentang bagaimana prosedur aktivasi dan juga cara bertransaksi dengan e-wallet.
4. Isi saldo yang cukup, setidaknya untuk seminggu
Mengapa perlu mengisi saldo setiap minggu? Karena kita tidak pernah tahu jika suatu saat tiba-tiba saja akan ada pengeluaran yang cukup penting. Terlebih lagi, mungkin saja pengeluaran di satu hari bisa memakan biaya yang sebenarnya cukup untuk tiga hari. Jadi untuk mengantisipasinya, akan lebih baik jika menyiapkan saldo yang cukup untuk kurun waktu satu minggu, setidaknya.
Selain itu, ketika melakukan top-up saldo untuk e-wallet dari bank manapun, biasanya akan dikenakan biaya administrasi. Semakin sering Anda melakukan top-up, semakin banyak juga biaya admin yang dikenakan. Bukannya menjadi lebih hemat dengan menggunakan e-wallet, Anda malah menjadi lebih boros. Oleh karena itu, jika Anda langsung mengisi saldo untuk seminggu, biaya admin yang dikenakan bisa ditekan.
5. Tetap menyimpan uang tunai
Walaupun sekarang ini sudah semakin banyak tempat yang memiliki akses untuk bertransaksi dengan menggunakan e-wallet, namun Anda juga harus tetap menyimpan dan membawa uang tunai ketika berpergian. Hal ini perlu dilakukan agar Anda tidak kewalahan apabila sewaktu-waktu kehabisan saldo di e-wallet atau biaya urgen lainnya. Selain itu, Anda tidak perlu lagi ribet mencari ATM untuk mengambil uang. Jadi, sesedikit apapun jumlahnya, uang tunai tetap harus ada di simpanan Anda.
Baca Juga: 4 tips kelola keuangan untuk milenial menyambut era cashless society
Semakin canggihnya teknologi, semakin meningkat pula kemudahan dan kecepatan dari bertransaksi secara non-tunai. Dengan begitu, kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan perangkat pembayaran non-tunai seperti nirkontak hingga e-wallet akan semakin tinggi. Hal ini pastinya akan semakin mendorong masyarakat ke dalam era cashless society. Maka itu, mempersiapkan diri dalam menghadapi era cashless society ini perlu dilakukan oleh semua pihak, terutama bagi pelanggan sebagai pengguna utama dari perangkat pembayaran non-tunai ini.
Mari persiapkan diri hadapi cashless society!
Baca Juga: Revolusi sistem pembayaran di era ekonomi digital