Bisnis mana pun pasti tidak bisa lepas dari berbagai perubahan di dalam ruang lingkupnya sendiri maupun yang berada di luar kendali mereka. Bahkan, keduanya pun saling berhubungan. Contohnya, mungkin Anda masih bisa mengingat jelas dampak buruk pandemi Covid-19 lalu pada perekonomian serta kelangsungan banyak usaha. Maka dari itu, Anda perlu manajemen perubahan agar para personel yang tergabung lebih siap menghadapi semua perubahan tersebut.
Apa Itu Manajemen Perubahan?
Pada dasarnya, manajemen perubahan adalah pendekatan yang ada untuk memastikan bahwa semua pegawai bisa menggunakan pengetahuan serta sumber daya di sekitar mereka demi mewujudkan perubahan positif. Dengan kata lain, ini merupakan strategi untuk membantu proses transisi organisasi menuju penerapan model bisnis atau kebijakan baru.
Definisi Manajemen Perubahan Menurut Ahli
Banyak ahli yang memiliki pendapat tentang definisi manajemen perubahan menurut mereka. Contohnya, ada Coffman dan Lutes (2007) yang berpikir bahwa definisinya adalah pendekatan terstruktur untuk membantu proses transisi sebuah tim dari kondisi saat ini menuju kondisi baru yang lebih bagus.
Strategi Utama Manajemen Perubahan
Apa saja strategi yang terkandung dalam manajemen perubahan? Berikut adalah empat yang paling umum:
1. Ciptakan urgensi dan koalisi penuntun
Untuk memicu keinginan berubah, Anda perlu memberi pegawai alasan melakukannya, seperti model bisnis yang sudah tidak dibutuhkan konsumen lagi atau adanya krisis masa depan. Jika mereka sudah memahami perlunya perubahan, barulah Anda bisa menciptakan tim orang-orang berpengalaman untuk memandu proses transformasinya.
Baca juga: Fast Fashion adalah Ancaman? Ini Yang Perlu Dipahami Pengusaha
2. Rumuskan dan komunikasikan visi misi
Agar manajemen perubahan berhasil, Anda perlu menerapkan tujuan atau visi misi sejelas mungkin. Setelah itu, jangan lupa sampaikan goal dan cara mencapainya kepada semua pihak yang terlibat, bahkan termasuk staf junior Anda. Hal ini akan memastikan semua orang sepemahaman tentang apa yang ingin Anda raih agar tidak salah arah.
3. Singkirkan rintangan demi kemenangan jangka pendek
Motivasi kerja pegawai akan lebih berisiko menurun drastis jika mereka tidak bisa melihat langsung dampak positif dari sebuah perubahan. Oleh sebab itu, Anda perlu mengatasi hambatan yang ada demi mewujudkan keberhasilan jangka pendek. Misalnya, jika Anda kesulitan mendapatkan 100 pelanggan baru di era digital, evaluasi channel pemasaran yang kurang efektif.
4. Dorong perubahan yang lebih besar
Setelah berhasil dengan perubahan kecil untuk jangka pendek, Anda bisa berfokus pada implementasi perubahan dalam skala yang lebih besar. Yakinkan pegawai Anda bahwa kalau mereka bisa mencapai goal mudah dalam jangka pendek, mereka juga bisa melakukannya untuk goal jangka panjang. Jadi, Anda perlu menerapkan strategi yang berkelanjutan.
Baca juga: 5 Tips untuk Memotivasi Karyawan Anda
Jenis Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan bisa memberikan hasil yang bermacam-macam, sesuai dengan daftar di bawah ini:
1. Smooth incremental change
Ini adalah jenis perubahan yang terjadi secara perlahan, tapi konsisten. Anda bisa memprediksi hasil di setiap tahapan karena sudah pasti mengikuti sistem atau urutan tertentu, contohnya seperti pada proses pengecekan kualitas barang.
2. Bumpy incremental change
Hasil dari perubahan tidak selalu mulus dan konsisten. Terkadang, perubahannya bisa terjadi perlahan-lahan dan mengalami kemunduran sewaktu-waktu. Contoh yang sering dijumpai dalam keseharian adalah kegagalan dan keberhasilan dalam peningkatan produk.
3. Discontinuous change
Di era yang dinamis dan serba cepat seperti sekarang, tidak menutup kemungkinan bisnis akan berubah secara mendadak dan drastis. Misalnya, mungkin Anda terpaksa harus melakukan pivoting atau mengubah prosedur bisnis karena adanya regulasi baru dari pemerintah, dan Anda harus melakukannya dengan cepat.
Baca juga: Entrepreneur adalah Pengusaha Sejati, Ini 7 Kuncinya
Fase-fase Manajemen Perubahan
Agar manajemen perubahan lebih efektif, Anda perlu mengetahui fase-fase yang akan dilewati untuk mempersiapkan diri. Ini dia daftarnya:
- Positioning value: Penetapan tujuan perubahan;
- Goal measuring: Mengukur apakah tujuan bisa dicapai atau tidak;
- Strategy assessment: Membandingkan kesenjangan situasi saat ini dan situasi ideal;
- Actions level: Menerapkan strategi yang dibuat berdasarkan kesenjangan terkini;
- Environment scan: Mengidentifikasi bagaimana lingkungan eksternal berpengaruh pada perubahan.
Manajemen perubahan yang berhasil melibatkan perencanaan matang berdasarkan data objektif, termasuk untuk manajemen stok. Supaya proses pengumpulan dan analisis data lebih mudah, Anda bisa menggunakan teknologi dari Moka POS. Fitur pengelolaan stok Moka POS akan membantu Anda mengawasi pergerakan inventaris secara real-time dan menyeluruh dari satu dashboard saja. Praktis, kan? Untuk mempelajari manfaatnya lebih lanjut, jangan ragu-ragu menjadwalkan demo gratis sekarang, ya!