Dalam dunia bisnis, pemilik usaha yang masih memegang kendali utama terhadap sebagian besar aset perusahaannya punya kebebasan yang lebih besar dalam mengelola bisnis. Sebab, pemilik usaha punya otoritas untuk membuat keputusan strategis tanpa harus berkonsultasi dengan pihak lain. Tapi, penting bagi pemilik usaha untuk memahami konsep equity/ekuitas dalam bisnis yang bukan hanya tentang kepemilikan saham. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak informasi berikut!
Apa Itu Equity/Ekuitas?
Equity/ekuitas, secara umum mencerminkan nilai kepemilikan atas suatu entitas, yang bisa berupa usaha, inventaris, atau saham dari suatu perusahaan. Dalam konteks persamaan akuntansi, equity/ekuitas mewakili kolom kanan yang berisi jumlah kepentingan pemilik dan kreditur atas harta perusahaan, sementara kolom kiri berisi aktiva atau harta perusahaan. Besar kepentingan pemilik atas harta perusahaan inilah yang disebut sebagai equity/ekuitas.
Jenis-jenis Equity/Ekuitas
Ada tiga jenis equity/ekuitas, yaitu:
1. Ekuitas pemilik perusahaan
Ekuitas pemilik perusahaan mengacu pada besarnya kepemilikan seorang individu atau kelompok atas suatu bisnis. Ini mencerminkan nilai kepemilikan yang dimiliki pemilik terhadap bisnis tersebut. Perhitungan ekuitas pemilik mirip dengan ekuitas pemegang saham, yaitu selisih antara total aset perusahaan dan nilai kewajiban bisnis.
2. Ekuitas pemegang saham
Ekuitas pemegang saham mengindikasikan jumlah nilai aset pemegang saham suatu perusahaan minus hutang. Hal ini mencerminkan bagian dari nilai perusahaan yang dimiliki oleh para pemegang saham.
3. Pembiayaan ekuitas
Pembiayaan ekuitas terjadi saat sebuah perusahaan beroperasi namun tidak menghasilkan keuntungan yang cukup. Dalam kondisi ini, saham perusahaan bisa dijual kepada investor, dan hasil dari penjualan tersebut digunakan sebagai modal untuk pengembangan lebih lanjut. Pembiayaan ekuitas merupakan besaran uang yang diperoleh dari penjualan saham kepada investor, yang kemudian digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan operasional perusahaan.
Unsur-unsur Equity/Ekuitas
Memahami unsur-unsur equity/ekuitas penting untuk menjaga kesehatan finansial perusahaan dan membuat keputusan yang tepat terkait dengan alokasi laba, penilaian aset, dan sumber daya keuangan lainnya. Ada empat unsur equity/ekuitas, yaitu:
1. Modal disetor
Modal disetor merupakan sejumlah uang yang ditanam atau diinvestasikan oleh pemilik saham untuk mengembangkan operasi bisnis. Terbagi menjadi modal saham, yaitu nilai total uang atau lembar saham yang diterbitkan perusahaan, dan tambahan pembayaran, yang mencakup agio (selisih antara setoran pemegang saham dan nilai saham) serta disagio (kebalikannya).
2. Keuntungan tidak dibagi
Keuntungan tidak dibagi adalah laba bersih kumulatif dari operasional perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya yang tidak diambil oleh pemilik atau pemegang saham dan tidak dibagikan sebagai dividen. Keuntungan tidak dibagi tetap ada di perusahaan, namun pemegang saham bisa memutuskan untuk membayarkan sebagian ke dividen atau menahannya sepenuhnya.
3. Modal sumbangan
Modal sumbangan adalah aktiva yang diperoleh dari sumbangan luar perusahaan. Perusahaan yang menerima modal sumbangan untuk menutup risiko kerugian bisa diakui sebagai ekuitas. Tapi, perusahaan berkewajiban membayar jika modal sumbangan berupa pinjaman. Modal sumbangan bisa menambah modal perusahaan tanpa pengeluaran modal tambahan untuk aset baru.
4. Modal penilaian kembali
Modal penilaian kembali adalah selisih antara buku lama dan buku baru atau selisih antara periode lama dan periode saat ini. Penilaian kembali dilakukan untuk memenuhi prinsip keadilan dalam penilaian aset perusahaan. Tujuannya adalah menjaga agar aset tetap dalam keadaan wajar.
Cara Menghitung Equity/Ekuitas
Menghitung equity/ekuitas suatu perusahaan melibatkan beberapa langkah dan komponen yang bisa ditemukan dalam laporan keuangan perusahaan. Umumnya, equity/ekuitas dihitung sebagai selisih antara aset dan kewajiban perusahaan. Berikut langkah-langkahnya:
- Peroleh informasi dari laporan keuangan perusahaan, terutama neraca
- Identifikasi total aset dan kewajiban perusahaan dari neraca
- Hitung equity/ekuitas dengan mengurangkan total kewajiban dari total aset
- Terakhir, perhatikan unsur-unsur equity/ekuitas dan sesuaikan nilai equity/ekuitas yang dihitung berdasarkan informasi laporan keuangan
Contoh, misalkan perusahaan ABC punya total aset sebesar Rp2.000.000.000 dan total kewajiban sebesar Rp1.200.000.000. Maka, ekuitas perusahaan ABC bisa dihitung sebagai berikut:
Ekuitas = Rp2.000.000.000 − Rp1.200.000.000 = Rp800.000.000.
Dalam menyusun penghitungan ekuitas perusahaan, memiliki akses kepada data keuangan yang lengkap menjadi krusial. Laporan keuangan yang komprehensif, terutama dari neraca, memberikan landasan yang solid untuk memahami nilai aset, kewajiban, dan akhirnya, ekuitas perusahaan. Untuk mempermudah dan mengoptimalkan proses perolehan serta perhitungan data keuangan, kamu bisa gunakan solusi Point of Sale (POS) dari Moka POS.
Moka POS tidak hanya memudahkan pencatatan transaksi harian, tapi juga menyediakan fitur yang memungkinkan perusahaan mengakses data keuangan secara real-time. Dengan menggunakan Moka POS, perusahaan bisa dengan efisien mengelola dan mengintegrasikan data keuangan, membuat proses penghitungan ekuitas menjadi lebih cepat dan akurat. Yuk, jadwalkan demo dengan Moka POS sekarang!