Cara Menghitung Laba Bersih untuk Bisnis Anda – Laba atau keuntungan adalah tujuan utama yang ingin dicapai dalam berbisnis. Keuntungan ini dihasilkan dari aktivitas perusahaan. Keuntungan didapatkan dengan menghitung jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan, kemudian jumlah tersebut dikurangi oleh biaya-biaya produksi.
Bagi Anda para pelaku bisnis, penting untuk mengetahui detail dari laba. Laba juga terbagi menjadi empat macam: laba kotor, laba bersih, laba operasi, dan laba sebelum pajak. Namun, dalam artikel ini, kami akan fokus membahas laba bersih. Laba bersih adalah laba yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi jumlah pajak.
Penting juga bagi Anda sebagai pelaku bisnis untuk mengetahui alasan mengapa cara menghitung laba bersih menjadi salah satu yang fundamental dalam laporan usaha. Simak selengkapnya di artikel ini, ya!
Baca juga: 6 Strategi Cerdas Jalankan Bisnis Minimarket untuk Naikkan Pendapatan
Mengapa Laba Bersih Penting dalam Laporan Usaha?
Pentingnya laba bersih dalam laporan usaha Anda bisa dilihat dari tujuan penghitungan laba itu sendiri. Terdapat tiga tujuan utama dalam penghitungan laba usaha.
Pertama, penghitungan laba akan berguna sebagai referensi jumlah dana yang bisa dipakai oleh perusahaan sebagai dana cadangan untuk keperluan investasi, pengembangan, atau dana darurat.
Kedua, penghitungan laba bersih juga akan berguna sebagai sumber informasi mengenai berapa besar dana yang available untuk membayar hutang perusahaan.
Ketiga, penghitungan laba juga bisa menjadi sumber pertimbangan untuk mengalokasikan dana ke ke aspek-aspek lainnya, misalnya pembelian bahan baku atau biaya operasional Itulah kenapa dalam biaya aspek operasional, Anda pun perlu mengetahui bagaimana cara menghitung gaji karyawan.
Selain itu, penghitungan laba juga memiliki fungsi-fungsi penting lain seperti untuk melakukan evaluasi laba dalam suatu periode tertentu dan juga menilai efisiensi perusahaan berdasarkan nilai usaha.
Baca juga: 8 Tips Inovasi Bisnis Agar Usaha Anda Berkembang Pesat
Cara Menghitung Laba Bersih
Penaran bagaimana cara menghitung laba bersih yang baik dan benar? Ya, untuk menghitungnya, ketahuilah bahwa terdapat beberapa elemen penting di dalamnya, seperti laba kotor, beban usaha, pendapatan lainnya, dan harga pokok penjualan. Cara menghitung laba bersih adalah sebagai berikut:
- Laba bersih = laba kotor – beban usaha (biaya operasional + non-operasional)
Untuk mencari laba bersih, Anda harus bisa menghitung laba kotor terlebih dahulu. Laba kotor adalah selisih hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk barang atau jasa.
Beban usaha adalah biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk keperluan operasional yang biasanya meliputi biaya administrasi, biaya transportasi, biaya pemasaran, hingga biaya sewa.
Sementara beban usaha non-operasional adalah biaya non-operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan yang tak ada kaitannya dengan kegiatan operasional perusahaan. Contohnya adalah biaya pajak, biaya bunga, biaya penyusutan dan amortisasi.
Biaya bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi tersebut dikenal juga dengan istilah EBITDA (Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization). EBITDA diperoleh dari selisih beban bunga dan biaya operasional.
Sementara untuk menghitung EBIT (Earning Before Interest and Tax) atau laba sebelum bunga dan pajak, Anda harus menghitung selisih nilai laba sebelum pajak, bunga, penyusutan, dan amortisasi atau EBITDA dan biaya penyusutan dan amortisasi.
Jangan lupakan juga EBT (Earning Before Tax) yang juga dikenal dengan laba sebelum pajak. Angka EBT bisa didapatkan melalui penghitungan selisih antara penjumlahan beban bunga dan pendapatan bunga dengan laba sebelum pajak dan bunga.
Di bawah ini adalah penjelasan mengenai cara menghitung laba kotor:
- Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan
Sementara untuk mendapatkan angka penjualan bersih, Anda perlu menghitung pendapatan usaha yang dikurangi oleh semua biaya yang dikeluarkan dalam transaksi penjualan, termasuk program diskon, biaya kirim barang, barang cacat, dan lain-lain.
Sebagai catatan, penjualan bersih tidak selalu dalam bentuk kas, piutang juga perlu dihitung karena penjualan yang dilakukan tidak selalu harus melalui transaksi tunai. Penjualan kredit pun bisa dihitung sebagai penjualan. Berikut adalah cara menghitungnya:
- Penjualan bersih = penjualan – potongan penjualan – retur penjualan barang
Kemudian, saat menerapkan cara menghitung laba bersih, Anda juga perlu perhitungan harga pokok penjualan yang diperoleh dengan rumus biaya yang berkaitan dengan produk yang dijual. Harga pokok penjualan meliputi biaya pembelian barang dagang, termasuk persediaan barang dagang yang dibeli pada periode sebelumnya. Berikut cara menghitungnya:
- Harga pokok penjualan = persediaan awal – pembelian bersih – persediaan akhir
Perlu Anda perhatikan juga soal pajak. Ada laba bersih sebelum pajak dan ada laba bersih setelah pajak. Untuk menghitung laba bersih sebelum pajak, Anda harus menghitung pendapatan milik bisnis seluruhnya sebelum dipotong oleh biaya pajak.
Dengan kata lain, ini adalah perolehan operasional yang dikurangi maupun ditambah selisih pendapatan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan selama berlangsungnya proses produksi perusahaan.
Sementara untuk cara menghitung laba bersih setelah pajak, Anda bisa melakukan perhitungan dengan cara mengurangi laba bersih dengan pajak penghasilan.
Laba bersih setelah pajak merupakan penghasilan bersih yang didapatkan oleh perusahaan baik dari usaha pokok (net operating income) ataupun di luar usaha pokok (non-operating income) perusahaan selama satu periode setelah dikurangi pajak penghasilan.
Baca juga: Ketahui 3 Kebiasaan Belanja Pelanggan saat Sahur untuk Tingkatkan Laba
Agar lebih mudah dimengerti, berikut akan kami paparkan cara menghitung laba bersih dalam bentuk beberapa tabel:
- Pendapatan dari Penjualan
Penjualan | Rp300.000.000 |
Diskon Penjualan | Rp6.000.000 |
Retur Penjualan | Rp4.000.000 |
Total Pendapatan dari Penjualan | Rp290.000.000 |
- Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan | Rp120.000.000 |
Diskon Pembelian | Rp20.000.000 |
Total Harga Pokok Penjualan | Rp100.000.000 |
- Laba Kotor
Pendapatan dari Penjualan | Rp290.000.000 |
Harga Pokok Penjualan | Rp100.000.000 |
Laba Kotor | Rp190.000.000 |
- Biaya Operasional
Iklan dan Promosi | Rp10.000.000 |
Biaya Kantor | Rp500.000 |
Fasilitas | Rp7.500.000 |
Gaji Karyawan | Rp12.000.000 |
Total Biaya Operasional | Rp30.000.000 |
- Pendapatan Bersih Operasional
Laba Kotor | Rp190.000.000 |
Biaya Operasional | Rp30.000.000 |
Pendapatan Lainnya | Rp200.000 |
Pendapatan Bersih Operasional | Rp160.200.000 |
- Pengeluaran Lainnya
Penyesuaian Persediaan Barang | Rp11.010.000 |
Biaya Penyusutan | Rp1.000.000 |
Pengeluaran Lainnya | Rp10.000 |
Total Biaya Pengeluaran Lainnya | Rp10.000.000 |
- Laba Bersih
Pendapatan Bersih Operasional | Rp160.200.000 |
Pengeluaran Lainnya | Rp10.000.000 |
Laba Bersih | Rp150.200.000 |
Baca juga: Manfaat Mesin Kasir Mini yang Bikin Bisnis Makin Efektif
Dari penghitungan di atas, kita bisa mengetahui kalau angka Rp150.200.000 merupakan laba bersih yang sudah tidak perlu lagi dikurangi potongan-potongan apapun. Ini merupakan pendapatan bersih dari sebuah usaha bisnis.
Dari angka ini, Anda sebagai pebisnis bisa mengetahui apakah perusahaan Anda mengalami keuntungan atau kerugian.
Cara menghitung laba bersih seperti ini menjadi satu hal penting yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Nantinya, laporan usaha ini bisa menjadi cerminan kalau operasional perusahaan dijalankan dengan baik dan rapi. Selain itu, laporan usaha ini juga bisa menjadi sumber referensi bagi strategi bisnis Anda ke depannya.
Untuk melakukan penghitungan laba bersih seperti di atas, Anda bisa melakukannya dengan cara manual. Hanya saja, cara manual tersebut masih memiliki beberapa kekurangan seperti terdapat elemen-elemen hitungan yang lupa dimasukkan.
Belum lagi, apabila ada kesalahan akibat kelalaian manusia, akan menyebabkan cara menghitung laba bersih bisnis Anda pun tidak akurat. Lantas, apa solusi yang bisa dipilih para pemilik bisnis? Yuk, simak pemaparannya berikut ini.
Gunakan Aplikasi Kasir Moka
Apabila cara menghitung laba bersih secara manual terasa sangat menyulitkan, Anda bisa menggunakan aplikasi kasir Moka. Moka adalah solusi berbasis cloud untuk bisnis multiplatform yang memungkinkan siapa pun untuk berjualan offline, online, kapan pun, dan di mana pun.
Salah satu layanan unggulan Moka ialah aplikasi kasir yang akan membantu Anda memonitor dan mengakses laporan penjualan bisnis secara real time. Di dalam Dashboard Moka, Anda bisa melihat rangkuman penjualan secara otomatis, yang di dalamnya terdapat laba bersih.
Ingin tahu lebih banyak soal Moka? Ingin menggunakan fitur-fitur canggihnya GRATIS selama 14 hari? Yuk, kunjungi halaman ini