Kemajuan teknologi di zaman digitalisasi di 2019 ternyata telah memberikan dampak cukup besar pada berbagai industri yang ada, salah satu diantaranya adalah tren di industri kecantikan. Munculnya platform media sosial untuk berbagi foto seperti Instagram, telah mendorong banyak orang untuk bisa tampil cantik. Akibatnya, kebutuhan orang akan tampilan yang cantik dan menarik pun semakin tinggi.
Di industri kecantikan sendiri, saat ini telah mengalami perkembangan dan perubahan yang pesat. Jika diIihat dari beberapa tahun ke belakang, tuntutan dari konsumen akan hasil perawatan yang cepat, wajah berbentuk V, hingga tren anti-aging telah mewarnai industri ini. Tahun Ialu, keinginan untuk bisa memiliki tampilan wajah yang lebih baik dan cantik membuat beauty transformation menjadi tren yang populer.
Dengan begitu, tren kecantikan bukan lagi dilihat dari sudut pandang dokter atau pakem-pakem konvensional lainnya, melainkan bagaimana secara fisik maupun emosi kita bisa tampil dengan cantik dan menarik. Mari kita lihat Kekey (Putri Kekeyi Rahmawati), yang berani menjadikan barang-barang yang relatif terjangkau untuk digunakan sebagai alat make-up.
Ini adalah sebuah fenomena sosial, yang mana orang sudah mulai tidak peduli lagi dengan standar kecantikan yang ada. Entah itu laki-laki atau perempuan, semuanya hanya ingin memiliki tampilan yang menarik. Perkembangan dan perubahan seperti inilah yang membuat industri kecantikan kini harus bersiap menghadapi tren kecantikan atau yang lebih akrab disebut Beauty 4.0.
Apa itu tren Beauty 4.0?
Sama halnya dengan revolusi industri yang mulai berkembang dan mengalami perubahan dari industri 1.0 hingga menuju 4.0, demikian pula dengan revolusi di industri kecantikan. Pada Beauty 1.0, konsep perawatan kecantikan hanya fokus pada 1 dimensi saja, yaitu dokter menggunakan apa yang disebut dengan golden ratio. Dan dari sudut pandang dokterlah perawatan yang terbaik bagi pelanggan ditentukan.
Pada Beauty 2.0, masyarakat menginginkan tampilan wajah yang perfect look namun tetap memiliki keaslian, versi terbaik dari dirinya dan tidak menjadi diri orang lain. Sedangkan pada era Beauty 3.0, tuntutan masyarakat semakin berkembang. Mereka tidak lagi hanya sekedar ingin menyempurnakan tampilan wajah, namun juga mengharapkan perawatan kecantikan yang dilakukan dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka.
Memasuki tren Beauty 4.0 saat ini, digitalisasi telah memberikan pengaruh besar terhadap perubahan yang terjadi di Industri kecantikan. Media sosial tidak lagi hanya menciptakan social network, tetapi juga akhirnya menyebabkan fenomena social beauty. Yang mana media sosial kini merupakan sarana untuk eksistensi dan aktualisasi diri bagi masyarakat. Di social beauty, penampilan seseorang bisa menjadi pujian, sindiran, atau bahkan hujatan. Pada akhirnya hal inilah yang membuat terbentuknya tuntutan baru di dunia kecantikan.
Beauty 4.0 kini tidak lagi berfokus pada sudut pandang dokter. Tidak lagi terikat pada sudut pandang dan keinginan individu saja. Dan tidak pula hanya berorientasi pada 1 atau 2 dimensi saja, namun pada multidimensional. Di era ini kecantikan sudah terikat pada banyak faktor, tergantung pada opini orang yang menilainya. Mulai dari social awareness, opini publik, hingga hal-hal yang berorientasi dengan fisik dan emosional individu, dapat menjadi standar dari kecantikan itu sendiri.
Sehingga tujuan dari Beauty 4.0 itu sendiri adalah bagaimana kita bisa menyempurnakan tampilan wajah yang sesuai dengan standar kecantikan terbaik, namun tetap terlihat alami dan dapat meningkatkan rasa percaya diri serta memberi dampak positif ketika sedang berinteraksi dengan orang lain. Dengan begitu, memiliki tampilan yang cantik dan menarik bisa memberikan kita kualitas kehidupan sosial yang lebih baik.
Sektor bisnis apa saja yang terkena dampak tren Beauty 4.0?
Dalam perkembangan dan perubahan yang terjadi di dunia kecantikan, terdapat beberapa bidang industri lainnya yang terkena dampak dari tren Beauty 4.0 ini. Tentu saja hal ini masih berkaitan erat dengan cara agar memiliki tampilan yang cantik dan menarik. Beberapa bidang industri tersebut diantaranya adalah industri estetika, kebugaran dan kesehatan.
Di industri estetika, tempat-tempat seperti salon dan tempat perawatan sejenis lainnya akan semakin sering dikunjungi. Hal ini tentu karena semakin banyaknya orang melakukan perawatan untuk bisa memiliki tampilan yang cantik dan menarik. Sebagai contoh dokter gigi, mereka akan kebanjiran pelanggan yang ingin memakai behel atau memutihkan gigi (veneer, tanam gigi, dan lainnya) agar penampilan mereka menjadi lebih baik.
Tidak berbeda jauh dengan industri estetika, di industri kebugaran, tempat gym atau zumba juga akan sering dikunjungi karena banyak orang yang ingin tampil tegap dan bertubuh bagus demi penampilan yang lebih oke. Selain itu munculnya platform seperti ClassPass yang dapat memberikan akses ke ribuan kelas kebugaran tanpa harus menjadi anggota di salah satu tempat kebugaran tersebut, juga telah mendorong industri ini ke tahap yang lebih modern. Walau platform seperti ClassPass ini belum terlihat di Indonesia, namun tidak menutup kemungkinan bahwa platform sejenis akan muncul kedepannya.
Sedangkan di industri kesehatan, dampak dari keinginan orang agar bisa tampil cantik dan menarik menjadikan obat-obatan salah satu cara cepat untuk mewujudkannya. Permintaan obat-obatan untuk pelangsing, pemutih, peninggi badan dan produk serupa lainnya diprediksi akan semakin tinggi. Adanya dampak dari tren Beauty 4.0 tersebut, industri-industri ini harus mulai bersiap-siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul nantinya.
Baca Juga: Sukses usaha salon kecantikan dengan strategi bisnis yang tepat
Lalu, langkah apa yang harus diambil UMKM agar siap menghadapi tantangan di Era Beauty 4.0?
Perkembangan dan perubahan yang terjadi di dunia kecantikan memang tidak bisa dihindari. Namun, bersiap menghadapi tantangan yang mungkin muncul kedepannya merupakan hal yang harus dilakukan, terutama bagi para pelaku bisnis di industri ini. Berikut ini 4 langkah efektif yang perlu diambil oleh para pemilik UMKM di industri kecantikan agar bisa bertahan di era Beauty 4.0 ini.
1. Terapkan strategi omnichannel
Di era digitalisasi sekarang ini, internet dilihat sebagai rumah kedua. Maksud pernyataan tersebut adalah internet sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Semakin banyak orang yang mencari informasi dan referensi melalui internet. Oleh karena itu, manfaatkanlah internet dengan sebaik mungkin.
Untuk mulai memanfaatkan internet ini, Anda bisa mulai dengan membuat akun dari berbagai platform media sosial yang ada. Jangan hanya bergantung pada satu platform media sosial seperti Instagram saja, namun buat juga akun pada platform media sosial lainnya seperti YouTube, Facebook dan Twitter. Akan lebih baik lagi jika Anda bisa memiliki blog atau website Anda sendiri. Namun jika Anda terhalang dengan biaya, Anda bisa memanfaatkan platform penyedia layanan blog gratis seperti Blogger dan WordPress. Dengan ini, Anda memiliki banyak media untuk mempromosikan bisnis Anda.
2. Tonjolkan visual, pangkas teks panjang
Platform berbagi foto dan video akan semakin populer kedepannya. Karena saat ini, orang akan lebih fokus dengan visual atau gambar dibandingkan teks panjang. Dengan ini, gunakan berbagai platform media sosial yang ada untuk mempromosikan bisnis Anda. Langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan membuat teks atau deskripsi dari produk/brand Anda, dan sertakan juga gambar didalamnya. Perlu diingat, teks yang Anda buat jangan terlalu panjang, cukup memakan waktu 15 hingga 30 detik saja untuk membacanya.
Hal yang sama juga bisa diterapkan jika Anda menggunakan video untuk melakukan promosi. Sertakan teks atau deskripsi singkat untuk video tersebut. Sebagai contoh, Anda bisa menambahkan nama akun media sosial Anda yang lain. Agar ketika ada orang yang melihat video tersebut dan tertarik untuk mencari tahu lebih banyak tentang bisnis Anda, mereka bisa dengan mudah menemukannya.
Baca Juga: Tips menggunakan media sosial sebagai strategi promosi untuk bisnis Anda
3. Selalu update terkait tren kecantikan terbaru dan yang sudah ada
Selalu mengupdate hal-hal yang terkait dengan tren kecantikan terbaru dan yang sudah ada, merupakan langkah efektif lainnya yang bisa Anda lakukan untuk menyiapkan bisnis Anda menghadapi era Beauty 4.0. Dengan mengetahui hal apa saja yang baru dan sedang tren saat ini, akan dapat membantu Anda dalam menentukan strategi bisnis dan meningkatkan penjualan.
Misalkan saja pada akhir tahun 2018 lalu, banyak orang yang sedang menyukai tren memutihkan gigi. Berarti di tahun ini, tren tersebut akan memiliki kemungkinan untuk lanjut. Begitu juga dengan tren perawatan rambut tertentu, seperti warna rambut merah sedang populer misalnya, berarti tahun ini Anda bisa memasukkan layanan untuk mewarna merahkan rambut ke dalam menu layanan.
4. Buat inovasi untuk model make-up terbaru
Karena tren itu lahir dari hal apa yang unik dan jarang ditemukan, Anda perlu membuat inovasi baru di dunia kecantikan yang belum pernah ada sebelumnya. Sebagai contoh, Anda bisa membuat inovasi baru dengan membuat model make-up yang serba berwarna ungu, atau model make-up dengan bulu mata yang berwarna. Hal-hal unik dan jaran tersebut bisa Anda coba jadikan sebagai inovasi bisnis Anda. Siapa tahu, inovasi yang Anda cetuskan tersebut bisa menjadi tren terbaru di dunia kecantikan dan digemari banyak orang.
Baca Juga: 5 langkah sukses dalam membangun salon kecantikan untuk pemula
Memasuki era Beauty 4.0, berbagai macam faktor bisa mempengaruhi perkembangan dan perubahan di industri kecantikan. Mulai dari media sosial yang kini kini merupakan sarana untuk eksistensi dan aktualisasi diri, tuntutan masyarakat yang semakin berkembang, social awareness dan opini publik, hingga tren kecantikan dengan berorientasi pada fisik dan emosional individu. Akibatnya, muncul berbagai macam tantangan yang harus dihadapi, terutama bagi para pelaku bisnis di industri kecantikan ini. Dengan keempat langkah di atas, Anda akan bisa mempertahankan bisnis kecantikan Anda di tengah era Beauty 4.0 yang semakin kompleks ini.
Simak juga kisah inspiratif Think Pink Nails, salon kuku dan kecantikan di Bali yang mengusung konsep beauty parlor a la New York tanpa mengorbankan nilai-nilai lokal Bali.