Saat membayar dengan metode tertentu untuk membeli barang keperluan bisnis, pernahkah Anda menyadari adanya biaya tambahan pada nominal harga produk itu sendiri? Itu dia yang sering dikenal dengan istilah surcharge! Surcharge adalah praktik yang dianggap membebani konsumen, dan bahkan sudah ada hukum yang mengatur praktiknya. Tapi, apa benar demikian? Supaya Anda tidak bingung lagi, yuk, pelajari serba-serbi surcharge di sini!
Apa Itu Surcharge?
Surcharge adalah istilah yang merujuk pada biaya tambahan yang dikenakan di atas harga awal suatu barang atau jasa yang sudah diumumkan. Biaya ini merupakan tambahan terhadap harga yang sudah dijelaskan sebelumnya dan seringkali ditambahkan ke pajak yang berlaku. Surcharge dapat berupa jumlah tetap, seperti misalnya Rp5.000 per transaksi, atau berdasarkan persentase tertentu dari total biaya, biasanya hanya sebagian kecil dari harga total. Konsep surcharge berlaku dalam berbagai konteks, seperti dalam bisnis, penerbangan, logistik, dan transaksi lainnya.
Di berbagai sektor, surcharge digunakan untuk beberapa alasan. Salah satunya adalah untuk menghasilkan pendapatan tambahan. Saat suatu bisnis atau penyedia jasa memberlakukan surcharge, mereka mendapatkan dana ekstra yang dapat digunakan untuk menutupi biaya tambahan yang mungkin terjadi dalam operasional mereka. Ini bisa termasuk biaya yang terkait dengan penggunaan metode pembayaran non-tunai, biaya bahan bakar yang fluktuatif, atau biaya lain yang mungkin terjadi.
Pemerintah juga dapat memberlakukan surcharge sebagai cara untuk mengumpulkan pendapatan tambahan. Misalnya, dalam sektor penerbangan, pemerintah dapat memberlakukan surcharge untuk membantu menutupi biaya layanan keamanan atau biaya bahan bakar yang berfluktuasi. Selain itu, surcharge juga bisa digunakan untuk mengatasi kenaikan harga komoditas yang mempengaruhi biaya produksi atau pengiriman.
Peraturan Bank Indonesia tentang Biaya Surcharge
Peraturan Bank Indonesia No. 11/11/PBI/2009 memiliki ketentuan penting terkait surcharge yang merupakan biaya tambahan yang biasanya dikenakan pada pengguna kartu kredit saat bertransaksi. Dalam rangka melindungi konsumen, Bank Indonesia melarang praktik surcharge. Bank Indonesia memberikan instruksi kepada penerbit kartu kredit untuk menghentikan kerjasama dengan pedagang (merchant) yang memberlakukan biaya surcharge. Tujuannya adalah untuk melindungi konsumen dan penerbit kartu kredit dari praktik yang merugikan.
Peraturan ini juga menjelaskan bahwa jenis transaksi yang merugikan konsumen dan penerbit kartu kredit meliputi tindakan penipuan (scamming), pembebanan biaya surcharge, serta praktik gesek-tunai yang sering terjadi. Dengan demikian, peraturan ini bertujuan untuk mencegah praktik-praktik yang dapat merugikan konsumen dan mendorong praktik yang lebih transparan dan adil dalam penggunaan kartu kredit.
Peraturan Surcharge dari Jaringan Kartu Kredit
Peraturan mengenai surcharge dari jaringan kartu kredit seperti Visa, Mastercard, dan Discover berfokus pada kebijakan yang mengatur apakah pedagang atau penjual diperbolehkan untuk memberlakukan biaya tambahan terhadap pengguna kartu kredit yang ingin menggunakan kartu kredit mereka untuk bertransaksi. Setiap jaringan kartu kredit memiliki peraturan tersendiri, dan berikut adalah gambaran umum tentang kebijakan surcharge dari ketiga jaringan tersebut:
1. Visa
Visa mengizinkan pedagang untuk memberlakukan surcharge kepada konsumen sebagai biaya tambahan untuk penggunaan kartu kredit Visa. Namun, terdapat beberapa ketentuan yang harus diikuti. Surcharge hanya dianggap legal atas metode pembayaran non-standar, seperti kartu kredit, dan tidak boleh dikenakan pada transaksi yang menggunakan metode pembayaran standar, seperti tunai atau cek.
Pajak pendapatan yang dikenakan oleh beberapa negara bagian juga tidak boleh dianggap sebagai surcharge. Pedagang yang ingin memberlakukan surcharge harus mengikuti peraturan Visa dengan cermat, termasuk memberi tahu konsumen tentang biaya tambahan ini sebelum transaksi dilakukan.
2. Mastercard
Mastercard memiliki peraturan yang lebih ketat terkait dengan surcharge. Mastercard mengizinkan surcharge hanya oleh lembaga pemerintah dan lembaga pendidikan yang terdaftar. Pedagang toko komersial tidak diperbolehkan memberlakukan surcharge kepada konsumen. Dengan kata lain, hanya entitas tertentu yang dapat memberlakukan surcharge dan pedagang biasa yang menjual barang dan jasa kepada konsumen tidak dapat menambahkan biaya tambahan ini. Mastercard menetapkan batasan yang ketat untuk melindungi konsumen dari biaya tambahan yang tidak adil.
3. Discover
Kebijakan surcharge dari jaringan kartu kredit Discover berbeda dari Visa dan Mastercard. Discover mengizinkan pedagang untuk memberlakukan surcharge, tapi ada aturan tertentu yang harus diikuti. Surcharge hanya dianggap legal jika dikenakan tidak hanya pada pemegang kartu kredit Discover. Artinya, jika pedagang ingin memberlakukan surcharge, biaya tambahan tersebut harus berlaku untuk semua jenis kartu kredit, bukan hanya Discover.
Discover mengharuskan pedagang untuk mengikuti peraturan dengan cermat dan memberi tahu konsumen tentang surcharge sebelum transaksi dilakukan. Jika surcharge diterapkan secara adil dan sesuai dengan aturan, maka pedagang dapat memberlakukan biaya tambahan ini.
Cara Kerja Surcharge
Cara kerja surcharge bervariasi tergantung pada sektor atau industri yang bersangkutan. Berikut informasinya:
1. Di kasir pembayaran
Cara kerja surcharge di kasir pembayaran adalah saat Anda melakukan pembelian di sebuah toko atau bisnis dan Anda memilih untuk membayar dengan kartu kredit atau metode pembayaran non-tunai lainnya. Surcharge adalah biaya tambahan yang mungkin ditambahkan pada total pembelian Anda. Biaya tambahan ini biasanya muncul sebagai persentase tertentu dari total pembelian, misalnya, sekitar 3%.
Biaya tambahan ini ditambahkan ke total tagihan Anda oleh pengecer atau penjual. Tujuannya adalah untuk menutupi biaya yang dikenakan kepada penjual oleh penyedia layanan pembayaran seperti penyedia kartu kredit. Biaya ini adalah cara bagi penjual untuk mengompensasi biaya yang mereka tanggung saat menerima pembayaran non-tunai. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua penjual memberlakukan surcharge, dan beberapa mungkin memilih untuk menawarkan pembayaran tanpa biaya tambahan.
2. Di industri penerbangan
Di industri penerbangan, surcharge adalah biaya tambahan yang harus dibayar oleh penumpang selain harga tiket pesawat. Surcharge dalam industri ini seringkali mencakup biaya bahan bakar, biaya keamanan, dan biaya lain yang tidak termasuk dalam harga tiket dasar. Penumpang harus membayar surcharge ini bersamaan dengan pembelian tiket pesawat.
Pemberlakukan surcharge adalah cara bagi maskapai penerbangan untuk menanggung biaya tambahan yang terkait dengan operasi penerbangan mereka. Misalnya, biaya bahan bakar dapat bervariasi tergantung pada harga minyak, dan surcharge ini membantu maskapai menyesuaikan biaya mereka dengan fluktuasi harga minyak. Surcharge juga dapat mencakup biaya pelayanan tambahan seperti makanan, bagasi tambahan, atau akses ke hiburan dalam penerbangan.
3. Di industri logistik
Di industri logistik atau pengiriman, surcharge adalah biaya tambahan yang dikenakan oleh penyedia layanan pengiriman atau kurir. Cara kerja surcharge dalam konteks ini seringkali berdasarkan faktor-faktor tertentu seperti jarak, waktu, atau jenis barang yang dikirim. Misalnya, pengiriman barang yang sangat besar atau berat mungkin dikenakan surcharge tambahan.
Biaya surcharge ini ditambahkan ke biaya pengiriman total dan harus dibayarkan oleh pengirim atau penerima barang, tergantung pada perjanjian pengiriman. Surcharge membantu penyedia layanan logistik mengkompensasi biaya tambahan yang mungkin terkait dengan pengiriman barang, seperti pengiriman barang berukuran besar yang memerlukan perlakuan khusus atau pengiriman dalam waktu yang sangat singkat.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua bisnis atau industri memberlakukan surcharge dan kebijakan ini bervariasi. Saat berhadapan dengan surcharge, sebagai konsumen, penting untuk selalu memahami apa yang Anda bayar dan mengapa biaya tambahan tersebut dikenakan. Hal ini memungkinkan Anda untuk membuat keputusan yang cerdas tentang cara membayar dan untuk menghindari biaya tambahan yang tidak diinginkan.
Selain itu, pemahaman tentang cara kerja surcharge dapat membantu Anda menilai apakah biaya tambahan tersebut adil dan sesuai dengan layanan atau barang yang Anda terima. Dalam beberapa kasus, surcharge dapat memberikan manfaat tambahan seperti perlindungan atau layanan khusus, sementara dalam kasus lain, surcharge mungkin terasa tidak adil. Karenanya, kesadaran tentang surcharge adalah langkah penting dalam menjaga keuangan pribadi Anda dan mengambil keputusan yang bijak dalam bertransaksi.
Inti dari surcharge adalah biaya tambahan yang dikenakan untuk menutupi biaya tambahan yang mungkin timbul dalam proses pembayaran, penerbangan, atau pengiriman. Konsumen atau pelanggan harus membayar surcharge ini sebagai tambahan terhadap biaya yang sudah ada atau harga dasar yang terkait dengan layanan atau produk yang mereka gunakan atau beli.
4 Cara Menghindari Surcharge
Meskipun surcharge adalah praktik yang sah dalam banyak kasus, ada cara-cara yang dapat Anda lakukan untuk menghindarinya dan mengurangi beban biaya tambahan yang mungkin Anda tanggung. Berikut empat cara untuk menghindari surcharge:
1. Kenali merchant yang dituju
Langkah pertama dan paling penting dalam menghindari surcharge adalah dengan mengenali pengecer atau toko yang Anda kunjungi. Beberapa penjual atau merchant tidak memberlakukan biaya tambahan pada pembelian. Alasannya, mungkin karena penjual atau merchant tersebut memilih untuk tidak menerapkan surcharge, atau karena sudah jadi bagian dari perjanjian dengan penerbit kartu kredit yang digunakan.
Karenanya, penting untuk menjadi konsumen yang sadar dan mencari tahu lebih banyak tentang toko-toko yang Anda sering kunjungi. Anda bisa menanyakan kepada teman atau keluarga, mencari ulasan online, atau bahkan berbicara langsung dengan penjual untuk mengetahui apakah mereka memberlakukan surcharge.
2. Tanyakan metode pembayaran yang didukung
Saat Anda berada di toko atau sedang melakukan transaksi, jangan ragu untuk bertanya kepada penjual tentang metode pembayaran yang mereka dukung. Beberapa penjual mungkin hanya menerima pembayaran tunai atau kartu kredit tertentu, sementara yang lain mungkin menerima berbagai metode pembayaran.
Dengan bertanya terlebih dahulu, Anda dapat memastikan bahwa Anda memilih metode pembayaran yang tidak akan dikenai surcharge. Beberapa penjual mungkin hanya memberlakukan surcharge pada kartu kredit tertentu atau metode pembayaran non-tunai, jadi informasi ini akan sangat berguna untuk menghindari biaya tambahan yang tidak diinginkan.
3. Periksa tagihan secara teliti
Setelah Anda menyelesaikan pembelian atau transaksi, sangat penting untuk memeriksa tagihan atau struk pembayaran Anda dengan cermat. Periksa setiap detailnya, termasuk biaya tambahan yang mungkin tercantum di sana. Langkah ini akan membantu Anda mengidentifikasi apakah ada surcharge atau biaya tambahan yang tidak seharusnya ada.
Jika Anda menemukan biaya yang tampaknya tidak wajar atau tidak sesuai, jangan ragu untuk menghubungi penjual atau penyedia layanan yang bersangkutan. Mereka mungkin dapat memberikan klarifikasi atau membantu Anda menyelesaikan masalah tersebut. Menjadi konsumen yang cerdas berarti tidak hanya memeriksa tagihan Anda, tapi juga menanyakan jika ada ketidakjelasan atau ketidaksesuaian dalam tagihan tersebut.
4. Pisahkan tagihan surcharge
Jika Anda merasa telah menjadi korban praktik surcharge, langkah selanjutnya adalah memisahkan biaya tambahan ini dalam tagihan Anda. Langkah ini berguna saat Anda ingin mengadukan masalah ini kepada pihak yang berwenang.
Pertama, pastikan untuk mencatat dengan jelas besaran surcharge dan alasan pengenaannya. Hal ini akan membantu dalam proses keluhan Anda. Selanjutnya, Anda dapat menghubungi penerbit kartu kredit yang bekerjasama dengan merchant yang telah memberlakukan surcharge. Mereka mungkin dapat memberikan panduan atau bantuan lebih lanjut dalam mengatasi masalah ini.
Jika Anda tidak mendapatkan tanggapan yang memuaskan dari penerbit kartu kredit, Anda juga memiliki opsi untuk mengadukan masalah ini kepada berbagai lembaga dan otoritas yang berwenang. Dalam hal ini, Bank Indonesia, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) adalah entitas yang dapat membantu menyelesaikan konflik terkait surcharge. Mereka memiliki peran penting dalam mengawasi praktik-praktik yang melanggar aturan atau merugikan konsumen.
Sanksi yang dapat diberlakukan kepada merchant yang melakukan praktik surcharge meliputi pemberhentian kontrak dengan penerbit kartu kredit serta pencabutan mesin EDC yang digunakan untuk transaksi kartu kredit. Dengan demikian, pemberlakuan sanksi ini dapat memberikan efek jera kepada para pelaku usaha yang mencoba memberlakukan biaya tambahan yang tidak sah.
Itu tadi informasi apa itu surcharge dalam bisnis. Penting untuk dipahami bahwa surcharge adalah biaya tambahan yang dikenakan di berbagai sektor untuk berbagai alasan, termasuk mendapatkan pendapatan tambahan dan menutupi biaya yang mungkin terkait dengan penggunaan metode pembayaran non-tunai.
Namun, sudah ada peraturan dan kebijakan berlaku dalam konteks surcharge, termasuk peraturan Bank Indonesia dan aturan dari jaringan kartu kredit seperti Visa, Mastercard, dan Discover. Peraturan-peraturan ini bertujuan untuk melindungi konsumen dan memastikan praktik surcharge yang lebih transparan dan adil.
Untuk menghindari surcharge, penting untuk menjadi konsumen yang sadar. Kenali toko-toko atau pengecer yang Anda kunjungi, tanyakan tentang metode pembayaran yang mereka dukung, dan periksa tagihan Anda secara teliti. Jika Anda merasa menjadi korban praktik surcharge yang tidak adil, langkah-langkah untuk mengadukan masalah ini kepada pihak berwenang juga tersedia. Dengan memahami cara kerja surcharge dan kesadaran konsumen yang baik, Anda dapat bertransaksi dengan lebih bijak dan menghindari biaya tambahan yang tidak diinginkan.
Nah, jika Anda mencari solusi untuk menghindari surcharge, coba gunakan Moka. Moka adalah solusi Point of Sale (POS) yang membantu bisnis untuk mengelola transaksi dengan efisiensi, menghindari praktik surcharge yang tidak diinginkan, dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Anda dapat menjadwalkan demo Moka untuk menjelajahi bagaimana sistem POS ini dapat membantu bisnis Anda. Dengan Moka, bisnis dapat lebih efisien dan transparan dalam pengelolaan transaksi mereka, memastikan bahwa konsumen selalu tahu tentang biaya tambahan yang mungkin dikenakan sebelum melakukan pembayaran. Yuk, mulai gunakan sekarang!