Bagi yang saat ini sedang atau baru menjalankan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Anda pasti tahu betapa sulitnya mengembangkan usaha tersebut. Sering kali, berbagai kesulitan tersebut bermuara pada satu masalah, yakni kekurangan modal atau sumber pendanaan. Pasalnya, dengan modal yang cukup, tentu Anda bisa lebih leluasa merancang strategi untuk mengembangkan usaha.
Pinjaman bank menjadi salah satu pilihan favorit para pelaku UMKM. Namun, untuk alternatif yang cenderung lebih meringankan, Anda bisa mencoba crowdfunding. Lantas, apa itu crowdfunding?
Memang, belum banyak orang tahu tentang crowdfunding, bahkan mungkin Anda termasuk salah satunya. Padahal, sistem pendanaan ini terbilang efektif membantu masalah pendanaan UMKM karena tidak terlalu memberatkan pelaku usaha. Penasaran? Simak ulasan lebih lanjut seputar crowdfunding di bawah ini!
Mengenal Apa Itu Crowdfunding
Bagi yang masih asing soal apa itu crowdfunding, crowdfunding adalah sistem pendanaan untuk membantu bisnis seseorang, yang dananya dikumpulkan dari beberapa orang sekaligus. Sederhananya, orang-orang secara bersama-sama mengumpulkan modal untuk membantu sebuah usaha atau kampanye.
Dalam pelaksanaannya, pengumpulan dana ini dilakukan lewat sebuah platform crowdfunding agar cakupannya lebih luas dan dana yang terkumpul juga bisa lebih banyak. Nah, praktik crowdfunding sendiri terbagi lagi menjadi beberapa jenis.
Baca Juga : Seberapa Penting Modal Usaha untuk Bisnis Anda?
Jenis-jenis Crowdfunding
Dalam pengaplikasiannya, crowdfunding dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung dari tujuan hingga bagaimana investor mendapatkan timbal balik, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Debt-based crowdfunding
Jenis crowdfunding pertama adalah debt-based crowdfunding. Pada jenis ini, pemilik usaha meminjam modal kepada investor, kemudian investor akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan bunga pinjaman yang disepakati di awal pinjaman. Dalam sistem ini, investor hanya berperan sebagai peminjam dana dan tidak memiliki bagian dalam bisnis.
2. Donation-based crowdfunding
Jenis crowdfunding satu ini bertujuan untuk memberikan donasi kepada pihak yang membutuhkan. Orang-orang akan mengakses platform crowdfunding yang disediakan untuk mengumpulkan dana, kemudian dana tersebut disalurkan kepada pihak yang membutuhkan.
Karena menggunakan sebuah platform, cakupan pengumpulan dananya pun menjadi lebih luas. Bisanya, donation-based crowdfunding digunakan untuk menggalang dana bencana alam atau membantu individu yang butuh dana pengobatan atas suatu penyakit.
3. Reward-based crowdfunding
Kemudian, ada juga jenis crowdfunding bernama reward-based crowdfunding, yakni sistem pendanaan dari seseorang untuk sebuah bisnis atau proyek. Bedanya, jenis crowdfunding ini tidak memberikan investor keuntungan dalam bentuk uang atau bunga, melainkan dalam bentuk keuntungan non-finansial.
Biasanya, reward-based crowdfunding dipakai untuk mendanai usaha kecil atau program amal. Setelah bisnis berjalan, pelaku usaha atau penyelenggara acara akan memberikan hadiah khusus kepada investor. Kemudian, pelaku usaha tidak berkewajiban mengembalikan dana dari investor.
4. Equity-based crowdfunding
Terakhir, ada equity-based crowdfunding, yakni jenis pendanaan di mana investor membeli saham dari perusahaan. Proses ini membuat investor menjadi bagian dari perusahaan atau bisnis yang ia danai. Dengan begitu, investor akan mendapatkan keuntungan dari berjalannya bisnis tersebut.
Cara Kerja Crowdfunding
Setelah mengetahui pengertian apa itu crowdfunding dan berbagai jenisnya, Anda juga perlu mengetahui bagaimana cara kerjanya. Proses crowdfunding sendiri bisa berjalan dengan dua unsur, yakni situs web dan investor.
Situs web adalah platform online yang bisa dibagikan untuk diakses para investor atau masyarakat yang ingin berdonasi. Jika sudah, baru setelahnya dana yang terkumpul bisa diberikan kepada pemilik usaha, program amal, maupun UMKM yang membutuhkan.
Namun, selain berfokus pada dua unsur itu, ada juga beberapa hal yang bisa dilakukan agar proses crowdfunding berjalan optimal, di antaranya ialah sebagai berikut.
-
Menyiapkan proposal
Sebagai usaha meyakinkan investor, UMKM atau pemilik usaha bisa membuat proposal yang nantinya diajukan kepada para calon penanam modal. Untuk menarik perhatian mereka, buatlah proposal yang menarik, jelas, dan informatif. Informasi yang terkandung dalam proposal juga harus jelas, yakni berisi deskripsi usaha, manajemennya, proses pemasaran yang dilakukan, dan yang terpenting tujuan dari bisnis.
Proposal tak harus selalu dalam bentuk teks atau tulisan, tapi bisa juga gambar atau video. Anda bisa membuatnya sekreatif mungkin untuk memikat para investor, sehingga meyakinkan mereka bahwa menanamkan modal ke usaha Anda adalah sebuah keuntungan tersendiri.
-
Daftarkan ke platform crowdfunding
Setelah proposal jadi, Anda bisa melakukan usaha berikutnya, yakni memasukkan proposal tersebut ke platform crowdfunding. Walau terkesan sepele, Anda tak boleh asal melakukan tahapan satu ini.
Pilihlah platform crowdfunding yang tepercaya sehingga proses transaksi berjalan aman dan tidak ada yang dirugikan. Cara mengetahui apakah platform tersebut aman atau tidak adalah dengan memastikan bahwa platform crowdfunding memiliki izin dari OJK.
-
Cek proposal yang didaftarkan
Setelah memilih platform crowdfunding yang tepat, Anda sebagai pemilik usaha bisa mengunggah proposal yang sudah dibuat dan memasukkannya ke website. Jika sudah, Anda dapat melihat perkembangan proses dari proposal yang sudah didaftarkan.
Nantinya, bisa saja ada pertanyaan yang diajukan oleh calon investor terkait proposal atau bisnis Anda. Nah, Anda perlu memberikan jawaban terbaik agar investor pun terpikat dan merasa yakin untuk memberikan pendanaan.
Baca juga: Ini Cara Menghitung Modal Akhir dalam Bisnis, Sudah Tahu Belum?
Kelebihan Pendanaan Crowdfunding bagi UMKM
Bagi Anda yang kini sedang mengembangkan UMKM, memiliki investor atau pemodal tentu bisa jadi solusi keuangan bisnis. Karenanya, mengusahakan datangnya investor adalah solusi yang tepat. Anda bisa mewujudkan hal tersebut dengan melakukan proses crowdfunding.
Apa itu crowdfunding dapat memberikan bantuan atau alternatif pinjaman modal usaha yang tidak memberatkan UMKM. Secara lebih rinci, berikut ini beberapa kelebihan dari crowdfunding yang bisa dirasakan pemilik UMKM.
-
Menjangkau investor lebih luas
Karena dilakukan melalui platform website yang bersifat online, sistem crowdfunding bisa menjangkau calon investor secara lebih luas. Selain itu, melalui platform crowdfunding, investor juga lebih mudah menemukan penawaran proposal Anda meski berada di daerah yang berbeda. Alhasil, Anda bisa lebih mudah berinteraksi dengan calon investor.
-
Mengenalkan bisnis lebih cepat
Dengan adanya sistem crowdfunding, bisnis bisa dikenalkan dengan lebih cepat. Mengapa? Pasalnya, Anda dapat mengenalkan bisnis lewat berbagai platform, baik melalui media sosial maupun website milik sendiri. Hal ini tentu akan membuat bisnis menjadi lebih mudah dikenal, sehingga meningkatkan peluang mendapatkan investor.
-
Menyasar investor potensial
Mendaftarkan proposal UMKM ke platform crowdfunding bisa membuka peluang datangnya banyak investor. Melalui saluran ini, Anda akan menemukan banyak calon investor yang potensial, apalagi jika UMKM yang Anda jalankan memiliki visi baik, produk yang unik, dan sebagainya.
-
Pengajuan pendanaan terbilang mudah
Tak seperti cara lama yang cukup rumit dan harus melalui banyak mekanisme, pengajuan dana pada sistem crowdfunding lebih mudah diakses. Pasalnya, investor bisa memberikan pendanaan secara online tanpa harus bertatap muka langsung dengan pemilik usaha.
Hal yang sama juga dirasakan bagi pemilik UMKM. Sistem ini membuat Anda tidak perlu mendatangi calon investor satu per satu dan menyodorkan proposal secara manual, yang tentu akan menguras waktu serta tenaga.
-
Bisa menentukan sendiri sistem crowdfunding
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, ada beberapa jenis crowdfunding yang bisa dijalankan berdasarkan tujuan dan pembagian keuntungannya. Anda bisa menentukan jenis atau sistem crowdfunding sesuai dengan kebutuhan UMKM.
Apabila Anda mewakili lembaga atau badan amal, Anda bisa mengaturnya menjadi donation-based crowdfunding. Anda dapat menggunakan sisi empati untuk menggaet banyak donasi sehingga dana tersebut bisa disalurkan kepada yang membutuhkan.
Namun, bila Anda adalah pemilik bisnis kecil atau UMKM, Anda bisa mengatur jenis crowdfunding menjadi jenis lain, seperti debt-based crowdfunding, reward-based crowdfunding, maupun equity-based crowdfunding. Pilih mana yang paling sesuai dengan kebutuhan pendanaan bisnis Anda.
-
Mengurangi kompetisi
Dalam berbisnis, Anda tidak bisa menghindari persaingan. Namun, sistem crowdfunding bisa meminimalisir adanya kompetisi karena Anda tidak perlu bersaing dengan perusahan yang memiliki nama-nama besar. Anda dapat dengan mudah membuka peluang bermodalkan ide dan keunikan bisnis.
-
Membangun pasar konsumen
Kelebihan terakhir dari apa itu crowdfunding adalah bisa membangun pasar konsumen. Dalam mengenalkan kampanye crowdfunding yang sedang Anda jalankan, Anda akan menggunakan berbagai media, seperti Instagram atau Twitter. Hal ini tentu membuat banyak orang mulai mengenal bisnis atau produk UMKM yang Anda tawarkan.
Perkembangan Crowdfunding di Indonesia
Di Indonesia, crowdfunding sebetulnya belum terlalu dikenal. Padahal, sistem pendanaan ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Sistem model crowdfunding mulai dikenal di tanah air setelah muncul kampanye “Koin untuk Prita” pada tahun 2009 lalu. Setelah ramai, mulai muncul crowdfunding lain seperti “Koin untuk KPK” dan kampanye-kampanye lainnya di Indonesia.
Antusiasme dan tingginya perhatian masyarakat pada kampanye crowdfunding membuat banyak platform crowdfunding akhirnya bermunculan. Platform ini kemudian menjadi wadah penggalangan dana yang bisa diakses masyarakat untuk saling membantu orang lain yang membutuhkan.
Tak hanya berbasis donasi, makin lama crowdfunding di Indonesia pun makin berkembang dan bisa dimanfaatkan untuk hal lain. Di antaranya ialah untuk mempertemukan pemilik usaha kecil dengan investor yang bisa membantu pendanaan atau memberikan modal. Dengan sistem crowdfunding ini, investor dapat menemukan berbagai UMKM yang unik dan potensial untuk ditanami modal.
Lalu, Apa Itu Equity Crowdfunding?
Selain empat jenis crowdfunding yang sudah disebutkan di atas, ada juga equity crowdfunding yang tak kalah penting diketahui. Equity crowdfunding pada dasarnya hampir mirip dengan menanamkan investasi di pasar modal, di mana ada penerbit (pemilik usaha), penyelenggara layanan (platform), dan pemodal (investor).
Dalam pelaksanaan equity crowdfunding, penerbit akan menjual langsung saham bisnisnya kepada pemodal lewat platform online. Namun, di Indonesia, penerbit harus sudah menjadi badan hukum yang bentuknya Perseroan Terbatas atau PT. Kemudian, ketentuan pendanaan pun tidak boleh lebih dari Rp30 Miliar.
Di samping itu, ada pula beberapa kriteria yang tidak boleh dimiliki penerbit dalam metode equity crowdfunding, di antaranya:
- PT yang dikontrol oleh suatu kelompok usaha atau konglomerasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
- PT merupakan perusahaan terbuka atau anak perusahaan terbuka.
- PT memiliki kekayaan lebih dari Rp 10 Miliar rupiah, tidak termasuk bangunan dan tanah.
Apabila suatu PT memiliki kriteria di atas, ia tidak boleh melakukan equity crowdfunding. Namun, tak hanya memperhatikan kriteria penerbit, Anda juga wajib mempertimbangkan kriteria dari layanan penyelenggara (platform), di mana platform wajib memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kemudian, penawaran yang dilakukan oleh penerbit hanya bisa dilakukan dalam jangka waktu paling lama 12 bulan, dengan jumlah maksimal Rp10 miliar.
Equity Crowdfunding, Alternatif Pendanaan Ideal untuk UMKM
Dari penjelasan di atas, tentu terlihat bagaimana besarnya manfaat apa itu crowdfunding untuk UMKM. Crowdfunding bisa jadi alternatif pendanaan ideal karena tidak akan menyulitkan UMKM yang kini sedang berusaha untuk mengembangkan usahanya.
Terkait program crowdfunding sendiri, Moka POS hadir bekerja sama dengan LandX sebagai partner dalam membantu pendanaan UMKM melalui metode crowdfunding. Kerja sama antara LandX dan Moka POS ini bisa dimanfaatkan oleh semua mitra Moka POS dengan menggunakan sebuah layanan bernama Moka Capital.
Layanan Moka Capital memfasilitasi pelaku UMKM yang telah menjadi mitra Moka POS untuk mendapatkan pendanaan dari investor yang tertarik dengan usaha Anda. Selain bisa menjadi wadah UMKM mengenalkan bisnis kepada calon pemodal, program ini juga menawarkan keamanan yang teruji karena sudah memiliki izin dan diawasi langsung oleh OJK. Lebih menarik lagi, LandX sebagai partner Moka POS memiliki sekitar 88 ribu investor yang tentunya bisa jadi pemodal potensial untuk bisnis Anda.
Lalu, siapa saja yang bisa mengajukan pinjaman di Moka POS x LandX ini? Sebagai syarat, calon penerima modal harus merupakan merchant yang sudah menjadi mitra Moka POS setidaknya selama satu tahun atau 12 bulan. Kemudian, mitra juga sudah memiliki minimal dua outlet bisnis. Apabila mitra pernah mengajukan pinjaman namun ditolak, mitra bisa mengajukan lagi setelah melewati proses inkubasi dan setelahnya mendapatkan rekomendasi.
Selain kerja sama antara Moka POS dan LandX, sebetulnya ada program pendanaan lain yang juga bisa dimanfaatkan. Kali ini, Moka POS bekerja sama dengan Bizhare untuk menyediakan layanan pengumpulan dana dengan penawaran efek berbasis Teknologi Informasi atau Securities Crowdfunding.
Sama seperti LandX, Bizhare juga sudah mengantongi izin OJK sehingga aman. Dua program ini tentu bisa menjadi wadah yang sangat menguntungkan bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan pinjaman modal usaha.
Baca Juga : Mau Pinjaman Modal Usaha dari Pemerintah Tanpa Jaminan? Ini Caranya!
Demikian penjelasan soal apa itu crowdfunding yang semoga bisa membantu Anda mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha. Jika disimpulkan, crowdfunding adalah sebuah usaha pengumpulan dana yang dilakukan melalui suatu platform, dengan tujuan mengembangkan usaha maupun donasi.
Sistem pendanaan ini bisa dibilang beda dari sistem pendanaan yang lain. Pasalnya, crowdfunding relatif lebih mudah dilakukan, mampu menjangkau investor secara luas, dan tentunya tidak membutuhkan syarat yang sulit.
Kemudahan-kemudahan ini tentu sangat membantu pelaku UMKM yang hendak mencari calon investor untuk meningkatkan bisnis. Terkait besarnya manfaat crowdfunding ini, Anda bisa merasakannya sendiri dengan mengikuti program Moka Capital yang dijalankan Moka POS bersama Land X serta Bizhare.
Anda bisa mengajukan pinjaman modal usaha lewat crowdfunding yang dijalankan Moka Capital ini. Setelah itu, pengajuan Anda akan masuk ke proses public sale. Proses ini biasanya memakan waktu sekitar 45 hari. Selanjutnya, proses crowdfunding atau pengumpulan dana pun dimulai, dan investor akan menilai apakah usaha Anda layak untuk diberikan pendanaan atau tidak.
Lewat program ini, pelaku UMKM bisa merasakan berbagai manfaat. Jika selama ini sudah menggunakan Moka POS, Anda dapat dengan mudah menyiapkan rekaman transaksi usaha yang dibutuhkan untuk pengajuan modal melalui Moka Capital. Selain itu, pengecekan proses crowdfunding juga bisa terus di-update lewat dashboard back office Moka POS.
Jadi, tunggu apa lagi, segera bergabung dan manfaatkan program Moka Capital agar UMKM Anda makin berkembang!