Akuisisi adalah strategi yang biasa dilakukan bisnis besar. Anda mungkin sudah pernah mendengar istilah alih kepemilikan sebelumnya. Biasanya, alih kepemilikan ini terjadi antara dua perusahaan atau merek yang berbeda.
Seperti misalnya WhatsApp yang diakuisisi Facebook atau Disney yang mengakuisisi Fox. Jika di dalam negeri, contohnya ada Bridestory yang diakuisisi Tokopedia.
Dalam dunia bisnis sendiri, akuisisi adalah salah satu hal yang tak asing. Perusahaan bisa melakukan alih kepemilikan atau mengakuisisi perusahaan lain.
Tak hanya terjadi pada perusahaan besar, banyak bisnis startup atau kecil yang diakuisisi perusahaan lain agar bisa terus berkembang di tengah kompetisi bisnis yang makin ketat. Aksi ini bisa terjadi kapan pun sesuai situasi dan kondisi suatu perusahaan.
Meskipun makin banyak akuisisi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, masih banyak orang yang belum familiar dengan istilah ini.
Sebenarnya, apa itu alih kepemilikan untuk strategi bisnis? Apakah akuisisi adalah sesuatu yang buruk? Atau apakah cara ini justru bisa mendatangkan hal baik bagi para pengusaha kecil? Simak penjelasan selengkapnya dengan membaca artikel ini sampai habis.
Akuisisi, Apa Itu?
Menurut KBBI, akuisisi adalah pemindahan kepemilikan perusahaan atau aset. Pada industri perbankan, khususnya, alih kepemilikan terjadi apabila saham suatu perusahaan dibeli oleh perusahaan lain dengan nilai di atas 50 persen.
Dengan membeli dan memiliki lebih dari setengah saham di suatu perusahaan, pihak pengakuisisi bisa membuat keputusan mengenai pengelolaan aset di perusahaan yang telah diakuisisi tanpa perlu melalui persetujuan dari pemegang saham lainnya.
Sementara itu, para ahli juga memiliki definisinya masing-masing mengenai apa itu akuisisi, yaitu:
- Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 2 Tahun 1999 Paragraf 8, akuisisi adalah penggabungan bisnis, di mana pengakuisisi atau acquirer yang akan memegang kendali penuh atas perusahaan. Acquirer ini memiliki kendali atas aktiva neto yang diakuisisi dengan menyediakan sejumlah aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, dan mengeluarkan saham.
- Menurut Michael A. Hitt, akuisisi adalah salah satu cara untuk membeli atau mendapatkan perusahaan lain dengan membeli sebagian besar saham yang ada di dalam perusahaan sasaran.
- Menurut P.S Sudarsanan, akuisisi merupakan kesepakatan antara pengakuisisi dan perusahaan serta pemegang sahamnya. Melalui kesepakatan ini, kekuasaan atas perusahaan berpindah pada pengakuisisi.
Bisa dibilang akuisisi adalah suatu langkah yang baik dengan atau tanpa adanya persetujuan. Cara ini biasanya dilakukan oleh perusahaan besar ke perusahaan kecil atau startup, meski tidak harus selalu begitu.
Perlu diingat bahwa alih kepemilikan adalah bagian dari strategi bisnis juga, bahkan tidak mustahil jika diterapkan pada strategi jualan online apabila bisnis terus berkembang. Salah satu strateginya adalah membuka website toko online sendiri dengan menggunakan GoStore.
Website dari GoStore ini bisa terhubung dengan jutaan pelanggan di media sosial lewat Facebook Shop, Instagram Shop, dan Google Shopping.
Maka, tak salah jika GoStore menjadi andalan para pemilik bisnis dalam memasarkan produk. Anda bisa membuat, mengatur, dan menghubungkan website toko online Anda dengan ragam pilihan metode pengiriman dan pembayaran yang sudah terintegrasi otomatis.
Baca Juga: Kegiatan Ekonomi Lancar Jika Pengusaha Miliki Business Plan
Tujuan Akuisisi
Setelah tahu bahwa alih kepemilikan adalah pemindahan kepemilikan atau aset suatu perusahaan, saatnya beralih ke tujuan akuisisi. Tentunya keputusan memindahkan kepemilikan ini harus memiliki tujuan yang jelas dan tidak bisa diambil begitu saja. Umumnya, tujuan perusahaan melakukan akuisisi adalah untuk:
1. Ekspansi
Biasanya, perusahaan besar yang ingin melakukan ekspansi lewat alih kepemilikan adalah perusahaan yang akan mengakuisisi perusahaan lain dengan pasar berbeda. Bisa di negara lain ataupun pada jenis usaha lain.
Dengan melakukan akuisisi, perusahaan tak perlu lagi mencari cara untuk masuk ke pasar baru. Dengan adanya karyawan di negara lain dan/atau berpengalaman di bidang lain, perusahaan akan bisa lebih mudah masuk ke pasar yang diinginkan.
2. Meningkatkan keuntungan bisnis
Setelah mengambil kepemilikan perusahaan kecil atau startup, perusahaan besar akan mengambil alih produk dan membantu memasarkan produk dari startup ini. Acquirer tentu juga akan memperoleh keuntungan dari proses ini.
Apalagi jika acquirer mendapatkan konsumen dari bisnis startup yang dibeli, maka tentu akan meningkatkan keuntungan dari bisnis yang makin luas.
3. Menerapkan teknologi baru
Startup biasanya mempunyai teknologi unik yang tidak dimiliki perusahaan lain. Ini bisa menjadi alasan kuat kenapa akuisisi adalah langkah yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Dengan mengambil kepemilikan startup tersebut, teknologi mereka akan menjadi milik acquirer alih-alih ke tangan pesaing. Tak hanya itu, acquirer juga tak perlu susah-susah mengembangkan teknologi serupa karena bisa menggunakan teknologi dari startup yang diakuisisi.
4. Menguatkan bisnis
Terakhir, tujuan akuisisi adalah untuk menguatkan bisnis. Jika ada dua perusahaan dengan bisnis yang sama di suatu daerah, salah satunya mungkin akan melakukan akuisisi untuk mengurangi pesaing.
Acquirer akan bisa meningkatkan penjualan, kapasitas karyawan, juga koneksi yang lebih luas.
Perusahaan yang diakuisisi pun juga akan menjadi semakin kuat. Selain karena dapat belajar banyak dari pengakuisisi, mereka juga bisa menggunakan sumber daya serta mendapatkan kemudahan modal untuk mengembangkan bisnis.
Manfaat Akuisisi dalam Bisnis
Dalam bisnis, salah satu manfaat akuisisi adalah untuk meningkatkan pertumbuhan sebuah perusahaan dengan lebih cepat. Dengan akuisis, proses pertumbuhan acquirer dapat terjadi lebih cepat dan signifikan daripada jika melakukannya sendiri.
Sedangkan menurut Shapiro (1991: 933) dalam Christina (2003: 12), keuntungan atau manfaat akuisisi adalah sebagai berikut:
- Peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dalam bisnis sekarang daripada melakukan pertumbuhan secara internal.
- Mengurangi persaingan dengan membeli sejumlah badan usaha untuk menggabungkan pembatasan persaingan dan kekuatan pasar.
- Memasuki pasar baru dan pemasaran penjualan yang sulit ditembus.
- Menyediakan managerial skill, merujuk pada bantuan manajerial dalam mengelola aset-aset badan usaha.
Jenis Alih Kepemilikan
Dalam praktiknya di lapangan, akuisi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Akuisisi aset
Jenis yang pertama ini biasa terjadi pada perusahaan yang terancam bangkrut. Mengakuisisi aset bisa dilakukan langsung oleh acquirer lewat lelang yang sudah melalui proses likuidasi. Akuisisi ini bisa juga dilakukan dengan membeli aktiva. Nantinya, pihak penjual aset harus meyakinkan pemilik saham untuk mengizinkan peralihan aset perusahaan agar selamat dari kebangkrutan.
2. Akuisisi saham
Saham yang diakuisisi adalah akuisisi yang paling umum, dengan cara membeli sebagian besar atau keseluruhan saham suatu perusahaan. Pembeliannya bisa dilakukan secara tunai ataupun dengan mengganti saham dengan sekuritas lain, seperti obligasi.
3. Akuisisi manajemen
Pada jenis ini, yang termasuk di dalam proses akuisisi adalah eksekutif suatu perusahaan atau produk yang sudah mapan. Ini dimaksudkan sebagai sarana pertumbuhan dan diversifikasi produk. Dibandingkan dengan pertumbuhan internal, pertumbuhan eksternal melalui akuisisi adalah jalan cepat untuk menumbuhkan bisnis yang sudah ada.
4. Akuisisi vertikal
Akuisisi vertikal adalah jenis akuisisi yang dilakukan suatu perusahaan terhadap perusahaan lain yang masih berada dalam satu mata rantai produksi yang sama. Maksudnya, suatu perusahaan akan melakukan akuisisi ke distributor atau pemasok seperti dari hulu ke hilir. Misalnya, sebuah perusahaan pembuat pakaian olahraga mengakuisisi penyedia kain atau perusahaan penjahit.
Pada jenis ini, tujuan dilakukannya akuisisi adalah untuk memiliki kendali dalam rantai pasokan. Dengan begitu, perusahaan akan mendapatkan kepastian mengenai pasokan dan penjualan produk.
Baca Juga: Perbedaan Distributor dengan Supplier dan Tips Suksesnya
5. Akuisisi horizontal
Karena secara horizontal atau sejajar, maka di sini akuisisi adalah pembelian yang dilakukan oleh dua perusahaan yang memiliki jenis atau bidang bisnis yang sama.
Perusahaan yang diakuisisi biasanya adalah pesaing bisnis, baik dari segi produksi atau daerah yang sama. Itulah sebabnya akuisisi horizontal terjadi. Tujuan dari akuisisi adalah untuk mengurangi kompetitor dan mendominasi pasar.
6. Akuisisi konglomerat
Jenis akuisisi konglomerat merujuk pada akuisisi perusahaan yang tidak berhubungan dengan perusahaan lain. Tujuannya agar perusahaan yang diakuisisi dapat menunjang perusahaan acquirer secara keseluruhan, juga untuk meningkatkan portofolio perusahaan. Akuisisi ini juga bisa membantu menguasai bisnis lain demi memperbesar nama serta kualifikasi perusahaan acquirer.
Sederhananya, akuisisi konglomerat menitikberatkan pada pelebaran sayap usaha. Ini disebabkan oleh perusahaan yang dibeli atau diakuisisi tidak berhubungan dengan jenis perusahaan yang mengakuisisi.
Prosedur Akuisisi
Sebelum melakukan akuisisi, penting bagi suatu perusahaan untuk menyiapkan budget. Budget akuisisi adalah budget yang akan digunakan untuk membeli perusahaan lain, yang tentunya tidak sedikit. Biasanya, perlu dilakukan audit terlebih dahulu.
Audit adalah proses pengumpulan dan pemeriksaan bukti suatu informasi yang berhubungan dengan keuangan suatu entitas. Hal ini untuk menentukan serta membuat laporan mengenai kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang sudah perusahaan tentukan. Umumnya, proses audit terjadi pada laporan keuangan, berbagai catatan pembukuan, serta bukti pendukung yang dibuat perusahaan.
Hambatan Proses Akuisisi
Akuisisi adalah langkah yang mendatangkan banyak manfaat bagi banyak perusahaan. Namun, aksi ini tetap memiliki tantangannya tersendiri yang perlu diperhatikan. Beberapa hambatan yang dapat terjadi dalam proses akuisisi adalah sebagai berikut ini:
1. Beda culture
Jika alih kepemilikan dilakukan oleh dua perusahaan dari dua negara yang berbeda, bisa saja terjadi masalah karena terbentur dengan perbedaan kebudayaan. Jika tidak segera dicari jalan keluarnya dan dibiarkan berlarut-larut, hal ini bisa memicu terjadinya permasalahan internal dan eksternal.
Perbedaan budaya juga tidak harus selalu dikarenakan adanya dua negara yang terlibat. Budaya kerja yang berbeda pun juga bisa menjadi hambatan alih kepemilikan yang lancar. Perusahaan besar biasanya memiliki birokrasi yang rumit, sedangkan startup lebih fleksibel.
Oleh sebab itu, perusahaan acquirer perlu mempertimbangkan kebudayaan perusahaan yang akan diakuisisi agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
2. Beda visi dan misi
Hambatan yang kedua ini sangat mungkin terjadi apabila kedua perusahaan memiliki visi dan misi berbeda sebelum akuisisi. Ini karena sebelumnya, kedua perusahaan ini bekerja secara individual dan mempunyai kepentingan yang berbeda-beda juga.
Misalnya, perusahaan A berencana melakukan ekspansi ke pasar baru, tapi perusahaan B yang diakuisisi ingin memangkas biaya. Perbedaan visi dan misi ini bisa menimbulkan penolakan dalam proses akuisisi yang sudah terjadi. Akibatnya, upaya yang telah dilakukan akan rusak.
3. Kekurangan pemasok
Dengan terjadinya akuisisi, perusahaan akan memiliki kapasitas produksi yang lebih besar. Hal ini disebabkan oleh pengambilalihan sumber daya dari perusahaan lain akan meningkatkan produksi. Walaupun begitu, produksi tetap membutuhkan pasokan secara teratur dan berkala agar produksi tidak terhambat. Untuk menghindari masalah ini, akuisisi perlu disertai dengan jumlah pemasok atau supplier yang cukup.
4. Investor menarik dana
Saat dua perusahan melakukan akuisisi, mereka mungkin saja membuat perjanjian-perjanjian yang harus disepakati dan dijalankan oleh kedua belah pihak. Sayangnya, ini bisa menimbulkan masalah dengan investor perusahaan target.
Salah satu alasannya adalah karena mereka tidak setuju dengan perjanjian baru ini. Investor akan menarik dana karena khawatir perkembangan bisnis tidak sesuai dengan rencana awal yang disepakati.
Alasan lain mengapa investor menarik dana adalah karena setelah diaudit, laporan keuangan perusahaan tidak rapi sehingga banyak data yang sulit dipahami. Itulah kenapa penting untuk selalu rutin menyusun laporan keuangan bisnis walaupun seandainya bisnis Anda masih berskala kecil.
Hal ini akan lebih mudah jika Anda menggunakan aplikasi Moka POS yang bisa mencatat transaksi secara otomatis.
Contoh solusi administratif yang ditawarkan Moka POS adalah membuat laporan penjualan harian, transaksi, dan shift karyawan yang lebih mudah dicerna. Data transaksi yang terjadi akan terus di-update secara real time oleh aplikasi ini, sehingga Anda akan selalu menerima laporan yang terbaru.
Kemungkinan lain terjadinya hambatan dengan investor saat akuisisi adalah karena perusahaan tidak punya likuiditas yang baik. Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi kewajiban serta utang pada tenggat waktu yang telah ditentukan. Likuiditas juga mengacu pada harta lancar yang dimiliki perusahaan, yang nantinya akan digunakan untuk melunasi utang tersebut.
Tanpa adanya likuiditas, perusahaan tidak bisa melakukan kegiatan operasional bisnis seperti biasa.
Contoh Akuisisi dalam Bisnis
Sebelumnya sudah disebutkan secara singkat contoh akuisisi yang terjadi di masyarakat modern. Di bawah ini, Anda bisa melihat lebih banyak contoh pengambilan kepemilikan yang dilakukan oleh perusahaan terkenal. Sekalipun langkah ini memiliki hambatan-hambatan, akuisisi adalah proses yang tetap umum terjadi dalam dunia bisnis. Berikut ini beberapa contoh perusahaan besar yang melakukan pengambilan kepemilikan:
- Disney, Pixar, dan Marvel. Pada tahun 2006, Walt Disney Co. mengakuisisi Pixar senilai 7,4 miliar dolar AS. Kemudian, pada tahun 2009, Disney mengakuisisi Marvel Entertainment senilai 4 miliar dolar AS.
- Google dan Android. Pada tahun 2005, Google membeli Android dengan nilai 50 juta Dolar AS. Menurut Dealroom, pada saat itu Android masih merupakan startup yang tidak begitu dikenal. Akuisisi ini membuat Google mampu bersaing di pasar yang dikuasai oleh Microsoft dan Apple. Berkat alih kepemilikan yang dilakukan, Google Android mampu menguasai pasar smartphone AS sebesar 54% pada tahun 2018.
- Siri dan Apple. Berbicara mengenai smartphone, rupanya Siri yang kita kenal tidak selalu merupakan fitur bawaan Apple. Pembelian Siri, asisten virtual yang ada di perangkat IOS, dilakukan oleh Apple pada tahun 2010.
- Jualo dan Carro. Pembelian Jualo, salah satu marketplace barang bekas Indonesia, oleh Carro marketplace yang bergerak di bidang otomotif pada tahun 2019.
Baca Juga: Kemitraan adalah Kunci Sukses Usaha, ini Strateginya!
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai alih kepemilikan. Bisa disimpulkan bahwa akuisisi adalah sesuatu yang tidak buruk karena bisa mendatangkan banyak manfaat. Meskipun begitu, tak bisa dipungkiri juga bahwa ada banyak perubahan yang akan terjadi karena menggabungkan dua perusahaan berbeda. Baik pihak yang mengakuisisi dan diakuisisi pasti akan merasakan perubahan ini.
Anda tentu bisa mengambil poin positif dan negatif dari alih kepemilikan, serta hal-hal apa yang perlu dipersiapkan jika ingin melakukannya. Ada banyak pertimbangan dan perhitungan matang sebelum memulai proses alih kepemilikan. Penggunaan strategi jualan online yang tepat, ditunjang dengan kerja sama yang baik, akan membantu usaha Anda untuk terus tumbuh.
Akuisisi adalah cara meningkatkan pertumbuhan usaha. Namun, Anda juga bisa melakukannya dengan menggunakan aplikasi bisnis seperti Moka POS yang memiliki beragam fitur untuk membantu usaha Anda lebih produktif. Segera download aplikasi Moka POS dan bergabunglah bersama 50.000 pemilik usaha lainnya sekarang juga!