Mengatur keuangan dalam berbisnis tidaklah mudah. Dibutuhkan pemahaman dan kemampuan yang cukup dalam mengelola biaya pemasukan dan pengeluaran. Ditambah lagi untuk menemukan celah dan mencari keuntungan lebih, dibutuhkan juga kemampuan analisa yang mendalam.
Lalu, bagaimanakah cara mengatur keuangan agar bisnis yang ditekuni tidak mengalami kerugian?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada hari Rabu tanggal 13 Februari 2019 lalu, di JSCHive by CoHive, Karet Kuningan, Jakarta Selatan, A Cup of Moka (ACOM) kembali hadir dengan tema finansial bisnis.
Menggandeng Finansialku sebagai event partner, acara yang bertajuk “Keuangan Terukur, Bisnis Ogah Mundur” ini mendatangkan dua pembicara, yaitu Melvin Mumpuni (Co-Founder & CEO Finansialku) dan Desta Rissasanti (Owner Mimo Cooks & Coffee).
Penasaran seperti apa acara selengkapnya? Yuk kita simak!
Acara dimulai dengan pembicara pertama yang diminta untuk memperkenalkan diri dan background bisnis yang sedang digeluti. Mbak Desta, owner dari Mimo Cooks and Coffee memaparkan bahwa bidang bisnis miliknya ini adalah sebuah bisnis F&B yang menyajikan makanan rice bowl ala Jepang dan juga minuman kopi.
Berawal dari keisengan memasak untuk teman-temannya, Mbak Desta kemudian membuka catering rumahan. Suatu ketika Mbak Desta mendapatkan orderan dalam jumlah besar, dari sana Mbak Desta yakin bahwa selalu ada peluang bisnis di bidang yang ditekuni. Selanjutnya terbentuklah brand Mimo yang terkenal seperti sekarang ini.
Apa motivasi Mbak Desta untuk terus menjalankan bisnis?
Untuk ini, Mbak Desta menjelaskan bahwa motivasinya menjalankan bisnis adalah karena adanya potensi keuntungan dari hal iseng yang dilakukannya. “Saya memang punya naluri di bisnis, sehingga apabila saya melihat adanya potensi pasti akan saya seriusin,” ungkapnya.
Selain itu, Mbak Desta juga menangkap tren makanan yang sedang digemari saat ini adalah makanan yang dapat di-delivery sehingga Mbak Desta memfokuskan produknya agar simpel dan enak, juga bisa di-delivery. Sedangkan dalam menjalankan bisnisnya, saat ini Mbak Desta sudah merekrut koki dan juga karyawan.
Meskipun demikian, secara keseluruhan semuanya masih tetap Mbak Desta sendiri yang melakukan kontrol, karena ia merasa dirinya merupakan orang yang cukup pemilih untuk mencari mitra kerja yang cocok.
Baca Juga: Bangun “Mimo Cooks and Coffee” Tanpa Utang, Ini Kisah Desta Rissasanti
Bagaimana Mbak Desta mengelola keuangan bisnis dengan Moka?
Pada awal mulanya ketika skala bisnis Mbak Desta belum sebesar seperti sekarang ini, Mbak Desta masih menggunakan Microsoft Excel untuk pencatatan transaksinya dan masih harus menginput satu persatu. Namun ketika skalanya sudah besar, ditambah juga adanya pemesanan secara online, Mbak Desta berpikir jika ia harus menggunakan suatu alat bantu yang bisa memudahkannya mengerjakan semuanya.
Simpel, mudah digunakan dan akurat, karena alasan tersebut Mbak Desta kemudian memilih menggunakan MOKA untuk pencatatan transaksi sehingga Mbak Desta tidak perlu lagi repot mengelola keuangan sendiri karena semuanya sudah dikerjakan oleh sistem.
Sedangkan untuk strategi pengelolaan keuangan bisnisnya, Mbak Desta sendiri biasa membagi atau mencacah pendapatan per hari. Hal ini menurutnya lebih mudah dalam mengatur dan melihat perkembangan bisnis. Dari keuntungan yang didapat di hari itu, Mbak Desta biasa memisahkannya dan kemudian dibelanjakan lagi untuk bahan-bahan dan lainnya.
Baca Juga: 7 Cara Mengatur Keuangan yang Dilakukan Para Pebisnis UKM Sukses
Apa yang menjadi prioritas saat mengalokasikan dana bisnis?
Mbak Desta menjawab bahwa yang menjadi prioritas dalam mengalokasikan dana pada bisnisnya adalah untuk operasional sehari-hari dulu, seperti bahan makanan. Namun Mbak Desta juga tidak pernah lupa untuk memberi upah kepada diri sendiri sebagai owner.
Karena menurutnya, hal tersebut perlu dibiasakan sejak awal bagi seorang owner untuk mendapatkan upah dari bisnis yang dijalani, walaupun tidak banyak tapi harus tetap ada upah yang didapatkan.
Bagaimana cara mengatur keuangan bagi pebisnis secara umum?
Dalam mengatur keuangan, untuk Mimo sendiri tidak ada menggunakan jasa finansial dari luar, Mbak Desta hanya mengandalkan karyawan finance-nya saja. Selain itu juga masih banyak campur tangan Mbak Desta karena ia merasa perlu untuk melihat langsung secara detail.
Untuk mengatur biaya-biaya yang diperlukan, Mbak Desta berpendapat bahwa kita harus menentukan dulu bidang apa saja yang dirasa urgent, yang mana nantinya bisa memberikan dampak besar bagi keseluruhan bisnis. Oleh karena itu, bidang tersebut yang dirasa urgent perlu untuk mendapatkan alokasi dana yang paling besar.
Baca Juga: Tips Rahasia Sukses Mengelola Keuangan untuk UMKM
Sedangkan menurut Pak Melvin dari Finansialku, para owner bisnis harus mengetahui konsep dasar mengatur keuangan terlebih dahulu, seperti modal, inventori, operasional, biaya tak terduga dan lain-lain untuk bisa mengatur keuangan.
Selain itu tahu cara untuk menentukan Harga Pokok Produk (HPP) dan juga bagaimana menentukan margin, hal seputar itu dulu yang perlu dikuasai. Memang dalam menjalankan bisnis kadang tidak langsung bisa dapat untung, tetapi dari awal harus diterapkan secara benar dan tegas terhadap keuangan, itu hal yang cukup penting untuk dilakukan.
Bagaimana para karyawan di Finansialku mengelola keuangannya?
Pak Melvin mengaku bahwa dari jumlah clientnya sendiri, 60% belum bisa mengatur keuangan dan 40% sisanya sudah mulai mengerti bagaimana pengelolaan keuangan.
Menurutnya, kebanyakan dari mereka yang belum bisa mengatur keuangan dikarenakan mereka belum secara tegas menetapkan konsep keuangan secara baik. Hal yang paling sering terjadi adalah ketika owner menggunakan upahnya sendiri sebagai biaya operasional bisnis, sehingga lama kelamaan owner bisnis tersebut tidak mendapatkan apa-apa dan di satu sisi modalnya juga habis.
Baca Juga: Cara-Cara Kreatif Memanfaatkan Pendapatan Pasif untuk Modal Bisnis UKM
Selain itu juga karena banyaknya aspek yang tidak dimasukkan kedalam biaya dan dipandang sebelah mata. Padahal jika dihitung aspek yang tidak terlalu penting tersebut cukup menghabiskan anggaran. Seperti biaya ongkos kirim, masih banyak owner yang kadang kala tidak memperhitungkan biaya ini dalam pengaturan keuangannya.
Selain tanya jawab diatas, Pak Melvin dari Finansialku sebelumnya juga memberikan presentasi. Secara garis besar, presentasi yang dipaparkan oleh Pak Melvin ini berisi mengenai pandangan akan kondisi dan tipe-tipe usaha jaman sekarang, tantangan yang dihadapi oleh pelaku bisnis, pengukuran alokasi dana untuk pebisnis terutama di bisnis offline, faktor yang mempengaruhi bisnis tersebut gulung tikar, dan keterbatasan yang dimiliki pelaku bisnis.
Baca Juga: 5 Kesalahan Penyebab UKM Mengalami Pailit
Dari hasil presentasi dapat diketahui bahwa prioritas menjadi alat ukur dalam mengalokasikan dana untuk pebisnis terutama pada bisnis offline. Finansial keuangan bisnisnya yang tercampur dengan finansial pribadi dan banyaknya muncul biaya tak terduga menjadi salah satu faktor penyebab mengapa banyaknya bisnis yang kurang dari 8 bulan sudah gulung tikar. Terlebih lagi pengetahuan akan pengaturan finansial yang terbatas menjadi keterbatasan sendiri yang dimiliki oleh para pelaku bisnis.
Bagaimana? A Cup of Moka ini memberikan informasi, tips dan trik penting bagi para pebisnis bukan?
Simak informasi lebih banyak tentang acara-acara Moka selanjutnya di instagram kami @mokapos dan sampai bertemu di acara kami selanjutnya!